x

Penonton Disabilitas Diperlakukan bak 'Binatang' di Markas PSG, Pejabat Prancis Diminta Mundur

Rabu, 22 Juni 2022 22:15 WIB
Penulis: Yudha Riefwan Najib | Editor: Prio Hari Kristanto
Suporter Liverpool dan Real Madrid melakukan demo di depan kantor Senat Prancis, hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan kekerasan di final Liga Champions.

INDOSPORT.COM - Suporter Liverpool dan Real Madrid melakukan demo di depan kantor Senat Prancis, pada Selasa (21/06/22) kemarin. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan kejanggalan yang terjadi di final Liga Champions 2021/22.

Pada saat laga final Liga Champions 2021/22 yang digelar di stadion Parc des Princes terjadi beberapa kejanggalan, mulai dari terbatasnya sebagian suporter yang tidak mendapatkan tiket untuk masuk ke stadion.

Baca Juga

Dilanjutkan dengan terjadinya beberapa kekerasan yang ditujukan kepada suporter penyandang disabilitas dari kedua suporter yang berada di final Liga Champions, yaitu Liverpool dan Real Madrid.

Pada Selasa kemarin ketua Asosiasi Pendukung Penyandang Cacat dari Liverpool, Ted Morris. Dan Joe Blott, ketua The Spirit of Shankly, bersama dengan kedua suporter melakukan aksi protes di hadapan kantor Senat Prancis.

Dilansir dari The Telegraph, Morris mengungkapkan bahwa para suporter penyandang disabilitas yang menonton final di markas Paris Saint Germain diperlakukan seperti binatang oleh sebagian orang yang diduga merupakan suporter tuan rumah.

Baca Juga

Morris merupakan pengguna kursi roda yang harus dibantu oleh istrinya untuk menuntunnya. Dirinya melihat banyak perlakuan yang tidak layak dilalayangkan kepada para penyandang.

Bahkan Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, pada awalnya sempat menuduh masalah tersebut disebabkan oleh para pendukung Liverpool yang tidak kebagian tiket final Liga Champions.

Dikutip dari The Telegraph, “Menurut pendapat saya, hanya karena pengekangan dan tindakan yang ditunjukkan oleh pendukung Liverpool, [bukan berarti] bencana besar kematian dapat dihindari,” ujar Morris.

Baca Juga

Pasalnya dengan adanya pengurangan tiket untuk para pendukung Liverpool di final Liga Champions lalu, tragedi penyerangan terhadap para penyandang disabilitas nyatanya tetap terjadi.

Maka dari itu, Morris, Blott, dan kedua suporter (Liverpool & Real Madrid) melakukan aksi protes untuk diselenggarakannya penyelidikan terhadap kasus tersebut. Bahkan, mereka juga meminta Menteri Dalam Negeri Prancis untuk tanggung jawab, atau turun dari jabatannya.


1. Ted Morris Ungkap Beberapa Kekerasan di Prancis

Gol Karim Benzema di laga Liverpool vs Real Madrid yang dianulir wasit (29/05/22). (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)

Dengan adanya pengakuan dari Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin, yang memberi tuduhan kepada suporter Liverpool=lah yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan, Ketua Komisi Hukum Prancis angkat bicara.

"Kita tahu bahwa penggemar sepak bola Inggris (Liverpool) bukanlah penyebab dari masalah kekerasan (ditujukan kepada penyandang disabilitas] yang terjadi di Parc des Princes." ujar Francois-Noel Buffet.

Baca Juga

Dirinya menambahkan bahwa ada kesalahan teknis tentang sebagian dari suporter dari Liverpool yang tidak mendapatkan tiket untuk menonton ajang bergengsi, Liga Champions edisi 2021/22.

Selain itu, atas tuduhan Darmian, Emilio Dumas mengungkapkan kekecewaanya, “Saya sama sekali tidak mengerti peristiwa versi menteri dalam negeri Gérald Darmanin.”

Berikut adalah beberapa kekerasan yang menimpa penyandang disabilitas di Parc des Princes :

Baca Juga

1. Anak laki-laki berusia 14 tahun dengan kelainan bawaan langka sindrom Williams di semprot gas air mata.

2. Seorang pria dikejar dan dilempari botol kaca oleh sebagian geng
3. Wanita cacat, ditemani oleh ayahnya yang berusia lanjut pergi untuk menonton pertandingan mendapat serangan aneh & kejam oleh sebagian orang.
4. Pengguna kursi roda di semprot gas air mata.
5. Seorang anak laki-laki autis berusia delapan tahun dipisahkan dari keluarganya, kemudian diserang.

Selain itu, Joe Blott juga menyarankan kepada pemerintahan Prancis untuk mengusut dan melakukan penyeledikan secara transparan agar dunia tahu apa yang terjadi ketika final Liga Champions tersebut.

Baca Juga

Para demonstran akan tetap memaksa Gerald Darmanin untuk turun dari jabatannya, kecuiali dirinya mau untuk bertanggung jawab, dan mengakui kesalahannya serta belajar dari kegagalan tersebut.

Setelah itu, Darmanin menyadari beberapa kesalahan yang dibuat oleh pihaknya, kemudian dia meminta maaf kepada seluruh orang yang hadir.

"Saya ingin menyampaikan penyesalan kami sehubungan dengan penyelenggaraan final karena beberapa orang tidak dapat melihat keseluruhan pertandingan. Saya menyesalkan kesalahan yang terjadi sebelumnya." kata Darmanin.


2. Manchester United Pasang Pengaman untuk Disabilitas

Stadion Etihad milik Manchester City (kirii) dan Stadion Old Trafford milik Manchester United (kanan)

Selepas kejadian itu, Manchester United terus mengoptimalkan fasilitas-fasilitas di Old Trafford demi kenyamanan penonton dan pengunjungnya.

Kali ini, pihak pengelola berencana memasang sebuah jaring khusus untuk melindungi para penyandang disabilitas ketika menonton pertandingan.

Keputusan ini diambil klub Liga Primer Inggris tersebut guna mencegah mereka terkena lemparan benda-benda oleh suporter lawan yang mungkin membahayakan.

Pasalnya, tempat bagi penonton berkebutuhan khusus tersebut terletak persis di bawah tribun suporter tim tamu.

Dilansir dari portal berita olahraga Mirror Sports, sejumlah komplain pun sudah sering diterima pengelola terkait insiden pelemparan benda-benda tersebut, yang mana tidak terjadi satu atau dua kali saja.

Baca selengkapnya: Old Trafford Siap Pasang Jaring Pengaman untuk Penyandang Disabilitas

Real MadridLiverpoolLiga ChampionsUEFAParis Saint-GermainBola Internasional

Berita Terkini