x

3 Dampak Buruk Liga 1 Tanpa Degradasi: Bakal Terasa hingga ke Timnas Indonesia!

Jumat, 13 Januari 2023 11:37 WIB
Editor: Subhan Wirawan
Dengan diterapkannya sistem tanpa degradasi di Liga 1, bakal hadirkan dampak buruk buat sepak bola nasional dan bisa terasa hingga Timnas Indonesia.

INDOSPORT.COM – Keputusan mengejutkan diambil PSSI jelang putaran kedua Liga 1 22/23 bergulir, di mana kasta teratas sepak bola Indonesia musim ini dipastikan tanpa ada sistem degradasi atau turun kasta.

Melansir dari hasil Rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Kamis (14/01/23) lalu, disebutkan bahwa kompetisi Liga 1 akan terus berjalan hingga selesai musim ini.

Namun kompetisi tersebut bakal berjalan tanpa ada degradasi. Hal ini karena penyesuaian dari kompetisi Liga 2 yang resmi dihentikan PSSI.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menyampaikan bahwa keputusan pahit tersebut diambil berdasarkan berbagai faktor.

Faktor pertama yakni adanya permintaan dari sebagian besar klub Liga 2 yang menginginkan kompetisi tidak dilanjutkan.

Baca Juga

Hal ini terjadi karena tak ada kesesuaian konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator serta pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 (20 Mei).

Lalu adanya rekomendasi dari tim transformasi sepak bola Indonesia seusai Tragedi Kanjuruhan terkait sarana dan prasarana yang belum memenuhi syarat.

Baca Juga

Selanjutnya Perpol No. 10 Tahun 2022 mengamanatkan proses perizinan yang baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan rekomendasi dan izin, hingga bantuan pengamanan.

Rapat Exco PSSI juga memutuskan dan memerintahkan kepada PT LIB untuk memfasilitasi pembentukan operator pelaksanaan musim baru Liga 2.

Meski tanpa degradasi, tetapi para tim Liga 1 masih harus bersaing di tangga juara serta memperebutkan tiket untuk tampil di kompetisi AFC.

Hanay saja, dengan diterapkannya sistem tanpa degradasi di Liga 1, berpotensi bakal hadirkan beberapa dampak buruk buat sepak bola nasional dan mungkin bisa terasa hingga Timnas Indonesia.

Baca Juga

1. Rawan Match Fixing

Pertandingan tunda Liga 1 antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion GBLA, Rabu (11/01/2023).

Dampak buruk pertama dengan diberlakukannya sistem Liga 1 tanpa degradasi adalah peluang praktek pengaturan skor atau match fixing yang bisa terjadi sepanjang kompetisi berjalan.

Dengan tidak adanya kekhawatiran klub bakal degradasi, maka hanya tim yang berpotensi juara saja yang tampaknya bakal mati-matian bertanding.

Dari situasi tersebut, tim-tim papan bawah terutama yang tidak memiliki kekuatan finansial yang kuat, berpotensi besar "menjual" pertandingan mereka untuk tim lain.

Pun begitu dengan tim papan atas, dengan hasrat untuk meraih gelar juara, mereka bisa saja main mata degan tim papan bawah lainnya untuk bisa "membantu" mereka menang.

Dengan sistem tanpa degradasi, andai tim papan bawah yang dirugikan (kalah), tentunya tidak akan berpengaruh kepada mereka lantaran sudah ada jaminan bahwa klub tersebut masih akan tampil di Liga 1 musim depan.

Baca Juga

Pemain Tak Keluarkan Potensi Maksimal

Dengan kepastian bakal terus bermain di Liga 1 musim depan, maka para pemain pun bisa tampil angin-anginan sepanjang musim ini.

Tidak adanya persaingan yang sehat untuk keluar dari zona degradasi, berpotensi membuat pemain dan klub lebih pilih bermain aman. Artinya, bermain dengan santai demi menjaga kondisi fisik.

Baca Juga

Pelatih juga bakal lebih sering memainkan pemain cadangannya, yang artinya bisa menurunkan peak performance para pemain bintang yang sebelumnya jadi pilihan utama.

Dengan tidak adanya degradasi, klub pun bisa masa bodoh dengan hasil yang diraih sepanjang musim ini, sehingga pelatih pun kemungkinan besar banyak melakukan rotasi besar-besaran di tiap laga.

Yang imbasnya seperti disebutkan di atas, pemain yang sering jadi tumpuan dan sedang mencapai penampilan terbaiknya berpotensi bakal lebih sering dirotasi dan bisa menghambat perkembangan kualitas permainannya.

Baca Juga

2. Kualitas Timnas Menurun

Preematch presconference Timnas Indonesia jelang babak semifinal Piala AFF 2022 melawan Vietnam di Media Center stadion GBK, Kamis (05/01/23).

Berpotensi ciptakan persaingan tak sehat dengan ditiadakannya sistem degradasi, plus peluang rotasi besar-besaran dari tim peserta saat kompetisi berjalan, bakal membuat kekuatan Timnas Indonesia alami penurunan.

Pasalnya dengan pemain yang tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat kompetisi, tim pelatih Timnas pun bakal kebingungan untuk menentukan daftar skuadnya.

Paling mentok, pelatih Timnas Indonesia hanya akan memantau pemain-pemain dari 8 tim teratas atau yang berpeluang di persaingan gelar juara untuk masuk dalam timnas.

Padahal jika kompetisi tetap diberlakukan degradasi, jangkauan pelatih Timnas Indonesia dalam mencari pemain bisa lebih luas termasuk ke tim-tim yang berada di papan bawah.

Memantau para pemain di tiga teratas liga pun tak menjamin bakal ciptakan timnas dengan kekuatan penuh. Faktanya, banyak pemain-pemain dari tim papan bawah yang juga mencuri perhatian.

Baca Juga

Tim-tim teratas Liga 1 juga berpotensi tak bisa mengeluarkan permainan terbaiknya jika hadapi tim-tim papan bawah yang tak punya hasrat menang.

Alhasil, skuad Timnas Indonesia nantinya akan berisikan pemain yang hanya bisa mengeluarkan setengah kemampuan terbaiknya dan bakal jadi tugas berat STY untuk memaksimalkan kualitas mereka sebelum tampil di ajang FIFA.

PSSITimnas IndonesiaLiga 1Yunus NusiLiga 1 2022-2023

Berita Terkini