Tiger Woods Nilai Perlakuan Terhadap George Floyd Kelewat Batas

Selasa, 2 Juni 2020 16:08 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Nugrahenny Putri Untari
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Pegolf profesional, Tiger Woods, bergabung dengan sejumlah atlet di seluruh dunia untuk mengungkapkan simpatinya atas kematian George Floyd akibat ketidakadilan struktural di Minneapolis, Amerika Serikat.

Tiger Woods merilis pernyataan resmi melalui akun resmi Twitter yang menyatakan bahwa dia turut berduka cita atas kepergian Floyd dan bersimpati untuk keluarganya.

Selain itu, dia juga ikut terluka karena insiden kematian Floyd membangkitkan kesadaran bahwa rasisme masih ada sampai saat ini.

“Rasa simpati saya tujukan pada George Floyd, orang-orang yang dicintainya dan kita semua yang terluka saat ini,” kata Tiger Woods lewat cuitannya.

“Saya selalu menghormati penegakan hukum kami (Amerika Serikat). Mereka berlatih dengan tekun untuk memahami bagaimana, kapan dan di mana menggunakan kekuatan,

"Tragedi mengejutkan ini jelas melewati batas,” lanjut Woods, yang pada usia 21 menjadi pegolf kulit hitam pertama yang memenangi turnamen Masters pada tahun 1997.

Seperti diketahui, George Floyd, yang merupakan seorang Afrika-Amerika, tewas karena lehernya ditindih lutut seorang polisi Minneapolis bernama Derek Chauvin pada Senin (25/05/20).

Kematian Floyd dinyatakan sebagai pembunuhan penurut tim medis dan pihak otopsi independen yang ditunjuk keluarga Floyd. Hal ini jelas memicu kemarahan secara nasional.

Derek Chauvin kemudian ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga, namun pihak keluarga Floyd ingin mantan perwira itu didakwa atas pembunuhan tingkat pertama.

Sejumlah atlet terkemuka, termasuk legenda NBA, Michael Jordan, telah bersuara ketika pawai dan aksi unjuk rasa antipolisi muncul di seluruh negeri.

"Saya ingat kerusuhan LA dan mengetahui bahwa pendidikan adalah jalan terbaik ke depan," kata Woods, 44 tahun, merujuk pada enam hari gangguan sipil pada 1992.

Saat itu, empat petugas polisi kulit putih dibebaskan dari kasus pemukulan terhadap pria Afrika-Amerika, Rodney King.