Olimpiade 2016

Kisah Tim Atlet Pengungsi Olimpiade 2016: Lebih dari Sekedar Pemburu Emas

Rabu, 3 Agustus 2016 17:57 WIB
Editor: Ramadhan
 Copyright:

Olimpiade 2016 resmi dibuka akhir pekan ini di Rio De Janiero Brasil, tepatnya Sabtu (06/08/16) WIB. Akan ada tim yang mewakili lebih dari 200 negara di pesta olahraga terbesar dunia 4 tahunan itu.

Menariknya, untuk pertama kali, juga akan ada satu tim yang mewakili jutaan orang yang tidak memiliki negara di pentas Olimpiade 2016. Mereka adalah atlet-atlet yang mewakili para pengungsi dari rezim represif yang terusir dari negaranya sendiri.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) tentu melakukan tindakan yang sangat terbuka, dengan melibatkan atlet pengungsi di ajang Olimpiade 2016.


Para atlet pengungsi yang akan tampil di pentas Olimpiade 2016

Ada 10 atlet dari Suriah, Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo, dan Ethiopia, yang akan terlibat di ajang Olimpiade.

Keterlibatan atlet pengungsi tentu akan menjadi pusat perhatian, terutama saat upacara pembukaan Olimpiade 2016 nanti. Publik tentu akan melihat para atlet pengungsi sebagai tim yang unik yang mewakili semangat kemanusiaan.

Tak hanya sekedar memburu medali emas, tapi tim tersebut tentu akan mewakili keberanian dan tekad pengungsi di seluruh dunia. Mereka yang berani bertahan setelah melarikan diri perang, serangan kekerasan, dan penganiayaan.

Salah satu anggota dari tim atlet pengungsi adalah perenang Rami Anis. Atlet berusia 25 tahun itu akan berlaga di nomor 100 meter gaya renang kupu-kupu.

“Aku terus berlatih dan sedang menunggu perang berakhir di negara saya, sehingga saya bisa kembali berpartisipasi,” kata perenang putra asal Suriah tersebut seperti dikutip dari Human Rights Watch.


Perenang asal Suriah yang mewakili tim pengungsi di Olimpiade 2016, Rami Anis

Seperti ratusan ribu warga Suriah lainnya, Rami membuat keputusan sulit untuk meninggalkan rumahnya, Aleppo, pada tahun 2011 yang lalu. Situasi kelam harus ia hadapi saat ledakan bom dan penculikan menjadi pemandangan sehari- hari.

Rami meninggalkan banyak hal dari tanah kelahirannya, kecuali sebuah tas kecil berisi pakaian dan semangat untuk terus berlatih renang.


Atlet lari Sudan yang mewakili tim pengungsi di Olimpiade 2016, Paulo Amotun Lokoro

Berbeda dengan kebanyakan atlet Olimpiade 2016 lainnya yang mempersiapkan dirinya hanya dengan berlatih renang, Rami harus berjuang lebih dulu menyeberangi lautan yang berbahaya, dengan sampan hingga terdampar di Yunani.

Rekan Rami sesama atlet pengungsi, Popole Misenga (atlet Judo asal Kongo), juga memiliki semangat yang sama. Ia berharap bisa mewakili para atlet pengungsi berjaya di Brasil.

“Kami berjuang untuk semua pengungsi di dunia. Saya tidak sedih bahwa saya tidak akan membawa bendera negara saya. Saya akan membawa bendera berbagai negara,” tandasnya.


Atlet pengungsi, Popole Misenga (atlet Judo asal Kongo) siap tampil di Olimpiade 2016