In-depth

PNS dan Tempat Berlindung di Hari Tua Para Atlet Indonesia

Senin, 7 Oktober 2019 16:50 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© kaltim.tribunnews.com
PNS dan tempat berlindung di hari tua para Atlet Indonesia Copyright: © kaltim.tribunnews.com
PNS dan tempat berlindung di hari tua para Atlet Indonesia

INDOSPORT.COM - Kesejahteraan hidup para atlet Indonesia belakangan perlahan nampak membaik. Bonus dari pemerintah berupa status Pegawai Negeri Sipil (PNS) jadi bukti nyatanya.

Awal April 2019 lalu, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 30 Tahun 2019 mengenai Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). SK ini ditujukan kepada 268 atlet berprestasi yang berhak bergabung menjadi CPNS Kemenpora.

Setelah resmi diangkat, para atlet berprestasi tadi pun langsung ditempatkan pada sektor-sektor yang ada di Kemenpora. Soal penempatan, para atlet diwajibkan mengikuti tes terlebih dahulu agar bisa mendapatkan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.

Misalnya saja eks pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir. Wanita yang akrab disapa Butet, memiliki hasil tes uji kompetensi memuaskan, sehingga membuatnya mendapatkan jabatan istimewa, yakni bidang tenaga fungsional kepelatihan dan atlet Kemenpora.

Mendapat perintah langsung dari Presiden Joko Widodo melalui Kemenpora, Liliyana akan bertugas memantau perkembangan atlet bulutangkis Indonesia. Demi menjalankan tugasnya, Liliyana harus berkeliling ke seluruh klub-klub bulu tangkis yang ada di daerah-daerah.

"Banyak yang tidak menduga karena Butet sering di lapangan, tapi begitu masuk proses seleksi dan ujian kompetensi, ternyata hasilnya sangat luar biasa," kata mantan Menpora, Imam Nahrawi.

Semua atlet yang diangkat menjadi CPNS, tugasnya tak hanya mengurusi perihal jabatannya di Kemenpora. Para atlet juga masih diperbolehkan untuk melakukan tugas negara di bidang olahraga dan mengikuti Pelatnas.

Manfaat Bonus PNS Bagi Atlet

Hanifan Yudani, jadi salah satu atlet berprestasi yang berhak mendapatkan bonus pengangkatan CPNS Kemenpora. Sosok Hanifan dianggap berprestasi lantaran berhasil meraih medali emas pada Asian Games 2018 di cabang olahraga pencak silat.

Sejak diangkat, Hanifan kini harus mulai bekerja sebagai CPNS di Kemenpora. Hanifan dipercaya untuk mengisi sektor deputi empat bidang sarana dan prasarana.

Sosok Hanifan sendiri mengaku bahwa sistem bekerja di Kemenpora sangat fleksibel. Buktinya, Hanifan kini tetap diizinkan mengikuti Pelatnas jelang SEA Games 2019 mendatang.

"Iya sekarang sambil jadi PNS, santai juga kerjanya, fleksibel, fungsional. Sekarang lagi persiapan SEA Games 2019 untuk bulan Desember di Filipina, latihannya di Solo," ungkap Hanifan.

Hanifan lantas sangat bersyukur bisa mendapatkan bonus diangkat menjadi CPNS. Menurut Hanifan, bonus ini akan lebih menjamin masa tuanya nanti.

"Hasil buah perjuangan, tidak semua orang beruntung seperti itu. Saya jadi karyawan di Kemenpora sampai saya umur 60 tahun," ucap Hanifan.

Praktek atlet menjadi PNS sejatinya bukan kali ini saja. Dahulu, sejumlah pemain sepak bola hebat pernah pula merasakan hal serupa.

Misalnya saja Sujana, eks penyerang Persib Bandung ini, kini telah menjalani masa pensiun dengan menjadi PNS. Sujana tercatat bekerja pada bidang pengelolaan pajak daerah di kota Bandung.

Cukup berbeda, tawaran menjadi PNS yang diterima Sujana bukan berasal dari Kemenpora. Tawaran justru datang melalui manejer Persib Bandung.

Saat Sujana masih aktif bermain dahulu, sistem pengelolaan klub-klub sepak bola Indonesia masih ditangani oleh pemerintah daerah. Manajer Persib kala itu pun dipegang oleh Walikota Bandung, Wahyu Hamijaya.

Sujana menceritakan bahwa tawaran PNS datang dari Wahyu Hamijaya sekitar tahun 1997. Wahyu Hamijaya memberikan penawaran saat Sujana masih merumput untuk PSDS Deli Serdang.

"Kebetulan pas ketemu PSDS, Persib kalah 1-0 dan saya yang cetak gol. Pak Walikota Bandung langsung suruh saya pulang untuk ditawarin kerja di pemerintahan," ungkap Sujana.

"Kata pak Walikota, ngapain main bola jauh-jauh, main di Persib saja," lanjutnya.

Sujana lantas menerima tawaran menjadi PNS dan bergabung dengan Persib. Ia awalnya bekerja di kantor pemerintah daerah kota Bandung sebagai karyawan kontrak.

Uniknya, Sujana tetap boleh merumput dan aktif sebagai pemain bola sembari bertugas di kantor pemerintahan. Akses istimewa ini didapatkannya karena sepak bola Indonesia pada zamannya belum secara penuh bersifat profesional. 

"Kalau pagi setelah selesai apel ada latihan, baru kegiatan lagi masuk kantor, sorenya latihan lagi. Hari pertandingan libur, dulu kan masih APBD yang ngurus jadi bisa. Kalau sekarang kan sudah profesional jadi sudah sulit," jelas Sujana.

Lebih lanjut Sujana menjelaskan, kalau tawaran menjadi PNS ternyata banyak didapatkan pula oleh sejumlah pemain seangkatannya. Sujana membeberkan nama-nama eks Persib yang kini menjadi PNS pula, yakni Yaris Riyadi, Cecep Supriatna, dan Zaenal Arif.

Sujana pun merasa tawaran jadi PNS sangat membantu sektor finansialnya. Sujana menyadari tak selamanya bisa bermain bola, sehingga PNS jadi pegangan hidup yang layak ketika sudah pensiun dari lapangan hijau.

"Tidak selamanya kita bisa main bola, umur 32 masih bertahan saja sudah bagus. Jadi saya pasang target, kira-kira di umur 32 pensiun sudah punya pegangan, dapat tawaran kerja PNS ya saya ambil," tutur Sujana.

Berkaca dari segala cerita di atas, jabatan PNS seakan menjadi pelindung di hari tua para atlet Indonesia. Pertanyaannya, apakah sistem pengangkatan PNS akan bisa dibagikan merata dan memajukan olahraga Tanah Air?