Ada yang Kariernya Hancur, 3 Atlet Dunia Musuh Besar Donald Trump

Kamis, 5 November 2020 15:37 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
© Ezra Shaw/GettyImages
Pemain megabintang Golden State Warriors, Stephen Curry telah kembali bermain saat melawan Toronto Raptors. Copyright: © Ezra Shaw/GettyImages
Pemain megabintang Golden State Warriors, Stephen Curry telah kembali bermain saat melawan Toronto Raptors.
Stephen Curry

Sikap Stephen Curry terhadap Trump tidak berubah selama tiga tahun terakhir dan pada bulan Agustus juara NBA tiga kali itu mendukung Biden dalam sebuah video bersama istrinya, Ayesha, dan putrinya Ryan dan Riley.

LeBron James, yang bisa dibilang kritikus Trump paling terkenal di dunia olahraga profesional, juga aktif berkampanye untuk Biden.

"Saya pikir apa yang diketahui tidak perlu dikatakan," kat Curry pada bulan Agustus.

"Kita berada pada saat kita membutuhkan perubahan. Untuk perubahan, ini semua tentang kepemimpinan. Dan kepemimpinan dimulai dari atas."

Awal bulan ini, Curry juga muncul dalam video dengan kandidat Demokrat dan bintang Oklahoma City Thunder serta presiden Asosiasi Pemain NBA Chris Paul.

Pada bulan lalu lebih dari 90 persen pemain NBA terdaftar untuk memberikan suara pada pemilihan presiden 3 November.

Colin Kaepernick

© rollingstone.com
Colin Kaepernick (kanan) berlutut saat lagu kebangsaan Amerika dinyanyikan. Copyright: rollingstone.comColin Kaepernick (kanan) berlutut saat lagu kebangsaan Amerika dinyanyikan.

Atlet NFL, Colin Kaepernick, menjadi salah satu ikon pergerakan melawan kepemipinan Donald Trump yang dianggap memperparah kasus rasisme di Negeri Paman Sam. Sudah lebih dari empat tahun sejak Colin Kaepernick berlutut saat menyanyikan lagu kebangsaan untuk memprotes kebrutalan polisi.

Sikapnya seolah membuat bangsa Amerika Serikat terlibat dalam debat sengit, sekaligus mengakhiri karier Kaepernick yang menjanjikan.

Kaepernick, mantan gelandang San Francisco 49ers, langsung berstatus agen bebas selama lebih dari tiga tahun setelah dia mulai berlutut selama Lagu Kebangsaan untuk memprotes kebrutalan polisi. Trump telah lama menentang atlet yang berlutut selama Lagu Kebangsaan dan bahkan menyebut mereka sebagai "bajingan" dalam pidato tahun 2017.

Kaepernick bukanlah atlet pertama yang menderita karena sikap vokalnya. Pada tahun 1967, saat di puncak karirnya, Muhammad Ali dijebloskan ke penjara karena menolak berperang di Vietnam. 

Setahun kemudian, bintang trek Afrika-Amerika, Tommie Smith dan John Carlos, dikeluarkan dari tim Olimpiade Amerika dan menerima ancaman pembunuhan setelah aksi menyodorkan tinju dalam balutan sarung tinju berwarna hitam di sebuah laga di Meksiko City sebagai bagian dari aksi Black Power mereka.