In-depth

Seks Bebas Atlet Olimpiade, Ketika Skandal Jadi Tradisi

Jumat, 23 Juli 2021 15:37 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Sun Sport
Ingrid Oliveira, atlet selam Olimpiade asal Brasil yang pernah tersangkut skandal seks. Copyright: © Sun Sport
Ingrid Oliveira, atlet selam Olimpiade asal Brasil yang pernah tersangkut skandal seks.
Pro-Kontra

Pihak penyelenggara bahkan sudah lebih dulu 'mendukung' tradisi ini dengan menunjuk penyedia kondom resmi bagi atlet, yakni Okamoto Industries.

Meski begitu, rencana Okamoto Industries menjadi berantakan karena adanya pandemi. Mereka terpaksa menerima kebijakan protokol kesehatan ketat meski akhirnya harus melewatkan kesempatan untuk mengkampanyekan seks aman.

Protokol kesehatan yang ketat membuat para atlet dilarang untuk saling berdekatan satu sama lain alih-alih berjabat tangan, berpelukan, apalagi berhubungan badan.

"Sebelum pandemi kami melihat Olimpiade sebagai tempat yang bagus untuk memajang produk kami. Penting untuk terus menaikkan kesadaran publik soal infeksi menular seksual," papar Kunihiko Okamoto selaku wakil presiden Okamoto Industries.

"Tapi sekarang situasinya berubah. Ada hal yang lebih penting daripada membicarakan pentingnya alat kontrasepsi," sambungnya lagi.

Dalam rangka pencegahan virus HIV dan penyakit AIDS, panitia Olimpiade 2020 sudah selalu membagikan kondom untuk para atlet yang datang. Dan percaya atau tidak, kebiasaan ini sudah dimulai sejak Seoul 1988!

Seks bebas di Olimpiade memang menjadi pro-kontra. Bagi orang luar, hal tersebut dianggap tidak bermoral. Bagaimana mungkin kejuaraan olahraga antarnegara di dunia malah disisipi oleh skandal-skandal seks di antara atlet.

Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa tak ada kebijakan khusus yang sengaja diterapkan untuk mencegah hal semacam ini. Bahkan, menyongsong Olimpiade Tokyo 2020, seorang ahli dari Universitas Meiji di Jepang, Maki Hirayama, mengeluarkan pendapat secara umum jika seks baik untuk para atlet karena bisa meredakan stres.