Begini Getirnya Nasib Atlet Afganistan yang Gagal ke Paralimpiade Tokyo

Rabu, 18 Agustus 2021 14:26 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© The Guardian/International Paralympic Committee
Atlet Afghanistan untuk Paralimpiade Tokyo. Copyright: © The Guardian/International Paralympic Committee
Atlet Afghanistan untuk Paralimpiade Tokyo.
Kekecewaan yang Mendalam

Bermimpi jadi wanita pertama yang berkompetisi di Paralimpiade untuk Afganistan, Zakia Khudadadi kemudian meminta bantuan kepada publik untuk membebaskannya dari Kabul. Ia mengaku terpenjara lantaran tidak bisa keluar.

Diwartakan Sky Sports, atlet para taekwondo tersebut mengaku tengah berada di tengah situasi yang sulit. Keluarga besarnya sudah dipusingkan mencari sesuap nasi untuk hidup, kini ditambah lagi ia tidak bisa berlaga di Paralimpiade Tokyo.

Rasanya ada beban berat yang berada di pundak Zakia Khudadadi, belum termasuk rasa kecewanya gagal mewakili Afganistan di pesta olahraga akbar tersebut.

“Saya sebagai perwakilan perempuan Afganistan, saya mohon bantuannya. Niat saya adalah berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo. Tolong bantu saya,” ujarnya dalam sebuah video yang ditayangkan Reuters.

Ia pun mendesak para perempuan di seluruh dunia, lembaga perlindungan perempuan, semua organisasi pemerintah, untuk tidak membiarkan hak-hak perempuan warga negara Afghanistan di Paralimpiade dirampas begitu saja.

“Fakta bahwa kami telah bangkit dan meraih begitu banyak pencapaian, semua itu tentu tidak bisa dianggap enteng. Saya telah melewati banyak penderitaan, saya tidak ingin perjuangan saya sia-sia tanpa hasil. Tolong saya,” ujarnya lagi.

Apa yang menimpa dua atlet Paralimpiade asal Afganistan ini tentu sebuah insiden kemanusiaan yang tidak seharusnya terjadi. Namun sungguh sayang, apa yang tengah terjadi sekarang telah merenggut mimpi mereka.

Seperti Zakia Khudadadi, Hossain Rasouli pun demikian. Atlet wakil para-atletik ini juga sangat bersemangat untuk tampil di Paralimpiade Tokyo 2020.

Dalam sebuah artikel yang pernah dimuat di thekabultimes.gov.af, pemuda yang pernah jadi korban ledakan ranjau ini mengaku sangat bangga bisa mewakili Afganistan. Apalagi, ia adalah satu-satunya wakil di nomor lari 100m putra.