SEA Games 2017

Indonesia Jeblok di SEA Games 2017, Menpora Siap Mundur?

Kamis, 7 September 2017 13:27 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:

Jebloknya prestasi olahraga Indonesia di ajang SEA Games 2017 yang baru saja usai Agustus lalu membuat banyak pihak meragukan kinerja Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Karenanya, pria asal Bangkalan, Madura itu kemudian angkat bicara mengenai kemungkinan dirinya lengser dari jabatan saat ini.

"Saya kira itu wajar. (Keinginan) Itu sebagai bentuk kekecewaan masyarakat tetapi saya diangkat oleh Presiden. Saya diangkat beliau dan akan bertanggung jawab kepada beliau," ujar Imam seperti dilansir dari detikSport.

© kualalumpur2017
Perolehan Medali. Copyright: kualalumpur2017Perolehan medali yang diraih Indonesia dalam ajang SEA Games 2017.

"Dan tentu saya sebagai kader di mana pun, kapan pun saya siap melaksanakan tugas. Termasuk tidak diberikan tugas sekalipun," sambungnya.

Kekecewaaan atas prestasi olahraga Indonesia memang beralasan, pasalnya pada SEA Games tahun ini, Indonesia hanya mampu meraih 38 emas, 63 perak dan 90 perunggu. Hasil tersebut dapat dikatakan terpuruk karena raihan emas kontingen Indonesia itu jauh di bawah target yang dicanangkan Satlak Prima maupun Kemenpora yaitu 55 medali emas.

Selain itu banyak faktor non-teknis yang dihadapi para atlet sebelum berangkat dan bertanding di SEA Games 2017. Masalah yang muncul di antaranya adalah akomodasi, peralatan tanding yang belum siap, hingga terlambatnya honor.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Menpora, Imam Nahrawi. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTImam mengatakan sudah melaporkan segala permasalahan yang dialami kontingen Indonesia selama SEA Games 2017.

Sebagai pertanggungjawaban, Menpora menjelaskan kalau pihaknya sudah bertemu dengan dengan Presiden RI, Joko Widodo dalam rapat terbatas. Hasilnya, orang nomor satu di Indonesia itu memberikan instruksi agar segera dilakukan evaluasi secara menyeluruh atas hasil buruk di SEA Games lalu. Hal itu sebagai antisipasi karena tahun depan Indonesia akan menggelar Asian Games di Jakarta dan Palembang.

"Selepas saya pulang dari Malaysia, saya sudah menghadap beliau (Presiden). Selain melapor masalah bendera Merah Putih yang terbalik dan lapor perbaikan majalah, saya juga melapor tentang keadaan atlet di Malaysia," ungkap Menpora.

"Saya sampaikan bahwa Indonesia berada di peringkat lima karena kondisi yang tak mungkin kita naik peringkat keempat. Saat itu, beliau sangat tidak enak, (merasa) tidak nyaman," sambungnya.

© Prima Pribadi/INDOSPORT
Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo saat memberikan pidato pada pembukaan laga Piala Presiden 2017. Copyright: Prima Pribadi/INDOSPORTImam mengatakan mendapat instruksi untuk melakukan evaluasi besar-besaran dari Presiden Jokowi.

"Beliau menginstruksikan untuk melakukan evaluasi besar-besaran dan melakukan banyak hal. Jangan sampai ini terulang apalagi kita menjadi tuan rumah Asian Games 2018," imbuh Imam Nahrawi.

Selain menginstruksikan evaluasi besar-besaran, Menpora juga menjelaskan kalau Presiden memberikan apresiasi atas kerja keras para atlet. Presiden ingin ada penghargaan yang lebih baik untuk mereka yang telah berjuang mengharumkan nama bangsa melalui olahraga.

"Tentu kami akan terapkan efektivitas dan efisiensi anggaran dan kosentrasi dan fokus kita semata-mata untuk atlet. Tak lagi dipusingkan oleh soal organisasi. Pada sisi lain, beliau juga memberikan dukungan kepada atlet-atlet Indonesia. Bapak Jokowi berpesan kepada saya beri bonus yang baik dan lebih baik," tutup Imam Nahrawi.