Terjebak Dualisme Kepengurusan, Begini Nasib Cabor Hoki di Asian Games 2018

Selasa, 23 Januari 2018 18:14 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Lanjar Wiratri
© Muhamad Ginanjar/INDOSPORT.
Hoki DKI vs Jawa Barat. Copyright: © Muhamad Ginanjar/INDOSPORT.
Hoki DKI vs Jawa Barat.

Terjadinya dualisme kepengurusan hoki yang terjadi saat KONI Pusat dipimpin Agum Gumelar membuat Dewan Olimpiade Asia (OCA) bersama dengan Federasi Hoki Asia (AHF) memutuskan untuk mengambil alih gelaran kompetisi hoki di Asian Games 2018.

Keputusan tersebut pun juga dibenarkan oleh Deputi I Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC), Harry Warganegara di Jakarta, Senin (22/1/2018) lalu. Ada dua kepengurusan yang nantinya takkan diakui oleh AHF terkait polemik tersebut.

© Tagar.id
Deputi I Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC), Harry Warganegara Copyright: Tagar.idDeputi I Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC), Harry Warganegara

"AHF akan mengambil alih pelaksanaan hoki Asian Games 2018. Ini terkait dengan adanya dualisme kepengurusan hoki di Indonesia. Dan AHF memutuskan tak mengakui baik itu PB PHSI atau PP FHI," ungkap Harry.

Seperti yang sebelumnya diketahui, dualisme terjadi nampak pada keberadaan Pengurus Besar Persatuan Hoki Seluruh Indonesia (PB PHSI) yang dipimpin Raj Kumar Singh dan Pengurus Pusat Federasi Hoki Indonesia (FHI) pimpinan Yus Adi Kamrullah pada masa KONI di bawah kepemimpinan Agum Gumelar.

© Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Caption Copyright: Ratno Prasetyo/INDOSPORTMantan Ketua KONI Pusat, Agum Gumelar.

Keputusan AHF dan OCA tersebut, dinilai Harry, terkait soal gugatan PB PHSI pada PP FHI yang diketahui bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan hoki Asian Games 2018. Dari gugatan tersebut, AHF pun mempertanyakan soal posisi PP FHI kepada OCA. 

Harry mengungkapkan bahwa polemik yang terjadi di antara kedua kepengurusan cabang olahraga hoki di Indonesia tersebut kabarnya telah dalam upaya penanganan Komite Olimpiade untuk menyelesaikan masalah gugatan yang ada, namun dikabarkan gagal menemui titik temu usai adanya penolakan Raj Kumar Singh yang mengklaim federasinya yang sah dan diakui AHF dan Federasi Hoki Internasional (IHF).