Formula 1

Sean Gelael Tak Sabar Hadapi Formula 2 Paruh Kedua Musim 2019

Minggu, 25 Agustus 2019 15:20 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Lanjar Wiratri
© Twitter/@PREMA_Team
Pembalap PREMA Team Sean Gelael di ajang Formula 2 2019. Copyright: © Twitter/@PREMA_Team
Pembalap PREMA Team Sean Gelael di ajang Formula 2 2019.

INDOSPORT.COM – Pembalap asal Indonesia, Sean Gelael tak sabar untuk kembali mengaspal usai tengah menjalani rehat paruh musim 2019 selama kurang lebih tiga pekan.

Melalui akun Instagram pribadi miliknya, pembalap yang tergabung dengan tim Prema Racing bersama dengan Mick Schumacher tersebut memposting rasa rindunya untuk kembali balapan setelah menjalani masa rehatnya.

“Perlu istirahat untuk merefleksikan paruh pertama musim 2019, bersiap-siap untuk akhir pekan berikutnya. #BiggerThanRacing,” tulis Gelael.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Sean Gelael (@gelaelized) on

Baik Gelael maupun Mick akan kembali balapan di F2 GP Belgia yang akan berlangsung di sirkuit Spa-Francorchamps pada 1 September mendatang.

Sebenarnya, Gelael terbilang masih belum mampu menunjukkan penampilan apik sepanjang musim 2019 ini. Mengingat, dalam lima balapan terakhir ia harus finis di luar 10 besar.

Posisi terbaik Gelael di ajang F2 ini hanya di peringkat ke-6. Itu terjadi ketika dirinya menjalani feature race di Sirkuit Baku City pada 27 April 2019 lalu.

Sedangkan Mick selaku rekan satu tim Gelael justru tampil cukup meyakinkan di F2 2019 ini. Pada seri terakhir, dirinya mampu menjadi yang terdepan di Sirkuit Hungaroring, Hungaria.

Prestasi ini nyatanya berbanding terbalik dengan Sean Gelael yang lebih cenderung semakin menurun di setiap seri balapannya. Padahal pada balapan ke-2 hingga ke-6, Sean Gelael selalu finis di posisi 10 besar.

Apalagi, Sean Gelael sempat mogok balapan di F2 pada seri balapn ke-13 dan 14. Itu terjadi ketika dirinya merasa dicurangi oleh pihak penyelenggara. Alhasil, setelah kembali balapan, fokus Sean Gelael sedikit buyar dan hanya finis di peringkat 15 dan 17 serta membuatnya sulit untuk naik kasta ke F1.