MotoGP

MotoGP Mandalika 2021 Bikin Investor Berdatangan

Senin, 27 Januari 2020 14:06 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Lanjar Wiratri
© Twitter/MotoGP
Kejuaraan MotoGP yang akan digelar di sikruit Mandalika pada tahun 2021 membuat kota Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kebanjiran investor. Copyright: © Twitter/MotoGP
Kejuaraan MotoGP yang akan digelar di sikruit Mandalika pada tahun 2021 membuat kota Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kebanjiran investor.

INDOSPORT.COM – Kejuaraan MotoGP yang akan digelar di sikruit Mandalika pada tahun 2021 membuat kota Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kebanjiran investor.

Hal tersebut membuat Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa melarang investor untuk berinvestasi, apalagi investor melihat peluang pada 2021, Lombok akan menjadi tuan rumah ajang bergengsi di dunia, MotoGP.

"Jadi rupanya investasi ini pintar melihat pasar. Karena akan ada ratusan ribu orang datang melihat MotoGP di Lombok Tengah. Dan apa iya selamanya orang yang datang itu melihat MotoGP 2021, tentu juga tidak,” ujar gubernur yang akrab disapa bang Zul, sebagaimana dilansir dari laman Antara.

Zulkieflimansyah juga meminta warga dan semua pihak bijak menyikapi soal rencana pembangunan kereta gantung yang mengambil latar Taman Nasional Gunung Rinjani yang bisa membantu gelaran MotoGP yang akan kebanjiran wisatawan dan membutuhkan destinasi wisata lainnya.

“Mereka yang datang itu perlu juga disuguhkan sesuatu yang lain, kehadiran kereta gantung ini menemukan pasarnya sendiri. Jangan sesuatu yang baru kemudian jadi polemik. Kalau sesuatu pembangunan itu ada negatif dan positif pasti iya. Tapi jangan melihat sisi negatifnya saja,” tuturnya.

Gubernur, menjelaskan rencana pembangunan kereta gantung itu sudah lima tahun tak berjalan di Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, lantaran persoalan kewenangan yang telah berganti dari kabupaten ke provinsi.

​​​​​​Namun, menurut Gubernur, setelah kewenangannya beralih provinsi, ternyata rencana proses pembangunan kereta gantung menjadi lebih cepat karena analisa studinya sudah bagus dan akan dibangun di luar kawasan konservasi.

Selain itu, gubernur juga menepis bahwa kehadiran kereta gantung akan mengganggu tracking Rinjani dan mata pencaharian porter yang selama ini menggantungkan hidupnya dari gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia itu.

"Tidak ada seperti itu. Justru kehadiran kereta gantung ini jauh berada di luar jalur tracking Rinjani. Begitupun adanya ini tidak mengganggu porter. Silahkan mereka bekerja seperti biasa. Kalau pun ada masalah kita akan cari jalan keluarnya bersama-sama, karena semua ini bisa disinergikan," katanya.

Karena itu, gubernur mengajak semua pihak untuk bisa berpikir jernih karena proses pembangunannya juga memakan waktu lama, tidak langsung secepatnya bisa jadi, bahkan, investornya pun baru mengantongi izin prinsip.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Madani Mukarom, menegaskan rencana pembangunan kereta gantung dengan mengambil latar Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di Lombok, NTB berada di luar kawasan konservasi.

Ia mengatakan, pembangunan kereta gantung oleh PT Indonesia Lombok Resort itu, akan membentang sepanjang 10 kilometer dengan mengambil lokasi utama di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Di mana, seluruh lintasan yang akan dilalui kereta gantung masuk dalam kawasan hutan lindung dan kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura).

1