x

5 Lokasi Sirkuit Dadakan di Jawa Barat

Rabu, 23 Desember 2015 13:36 WIB
Kontributor: Ginanjar | Editor: Zainal Hasan

Jawa Barat bisa dibilang masih minim dengan fasilitas terutama untuk mewadahi ajang balap sepeda motor. Setidaknya dari 26 Kota/Kabupaten yang ada di Jabar baru sekitar empat sirkuit yang sudah dipermanenkan.‎

Seperti halnya sirkuit Sentul Bogor, sirkuit Gery Mang Subang, sirkuit Bukit Peusar Kota Tasikmalaya dan sirkuit Cibatu Majalengka yang sudah dipermanenkan.

Meski sudah memiliki empat sirkuit yang dipermanenkan, tetap saja penyelenggaraan balap motor baik itu level Kejurda maupun Kejurnas tidak dilakukan di tempat yang semestinya. Bahkan beberapa diantaranya harus dilaksanakan di tempat fasilitas umum, seperti halnya jalan raya hingga terminal. 

Disulapnya fasilitas umum sebagai tempat penyelenggara balap motor ini terjadi sudah hampir belasan hingga puluhan tahun. Selain minimnya fasilitas, gelaran balap motor di fasilitas umum dikabarkan bisa menyedot masyarakat untuk menyaksikannya.

Hampir di setiap wilayah Kota/Kabupaten Jawa Barat penyulapan gelaran balapan sepeda motor dilakukan. 

Berikut ulasan versi INDOSPORT mengenai beberapa sirkuit dadakan di Jabar yang kerap dilakukan sebagai ajang balap sepeda motor :


1. Monumen Perjuangan Kota Bandung/Gasibu Bandung

 Monumen yang terletak di sebelah utara Gedung Sate Bandung ini kerap sekali dijadikan ajang balap sepeda motor khususnya road race. 

Wajar, sebab hingga saat ini Kota Bandung sendiri belum memiliki sirkuit balap motor yang sudah dipermanenkan.

Berbagai cara dilakukan pihak penyelenggara agar jalanan yang berada di sekitaran Monumen Perjuangan. Selain menghindari balapan liar yang kerap terjadi, monumen perjuangan ini memiliki struktur jalan yang cukup merata. Hingga sangat cocok untuk dijadikan arena balap motor.

Selain monumen perjuangan, jalan raya yang berada di area Gasibu Bandung pun kerap dijadikan arena balap motor.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu penyelenggara tidak bisa menggelar kembali ajang balap sepeda motor. Salah satu alasannya menganggu perjalanan bagi pengguna jalan. Sebab mengakibatkan kemacetan.


2. Lapangan Brigif Kota Cimahi

Lapangan milik kesatuan TNI Brigif Kota Cimahi ini hingga saat ini masih kerap dijadikan arena balap motor baik road race maupun drag race.

Sirkuit non-permanen ini memiliki karaktistik lintasan dengan mengelilingi lapangan, namun kerap juga dilakukan berkelok hingga memutari tribun utama.

Meski non permanen, para pembalap tanah air menjadikan sirkuit Brigif sebagai sirkuit yang representatif. Salah satu alasannya karena lintasannya cukup lebar.


3. Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung

Kantor Pemkab Bandung yang berada di Jalan Soreang Kabupaten Bandung ini kerap disulap untuk dijadikan arena balap motor.

Dengan arena yang mengandalkan banyak kelokan, para rider dituntut untuk bisa menguasainya. 

Namun ajang balap motor di kawasan Pemkab Bandung ini kebanyakan dilakukan pada malam hari atau hari libur. Sebab jika pada siang hari atau hari biasa, kantor ini digunakan untuk para Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk bekerja.


4. Terminal Pasir Hayam Cianjur

Meskipun terletak di area terminal, para pembalap cukup terpacu untuk menunggani kuda besinya. Wajar Cianjur sendiri belum memiliki sirkuit permanen untuk dijadikan sebagai ajang gelaran balap motor.

Struktur aspal yang cukup merata sangat cocok untuk dijadikan sebuah ajang balap sepeda motor. Apalagi setiap sore hari terminal Pasir Hayam ini kerap dijadikan ajang untuk latihan para pembalap sepeda motor.


5. Jalan Sukarno Lingkar Cijoho Kuningan

Belum tersedianya sirkuit permanen bagi para pembalap sepeda motor asal Kuningan, membuat khususnya Ikatan Motor Indonesia Kuningan (IMIK) memaksa memanfaatkan jalan raya yang berada di jalan Ir Sukarno Lingkar Cijoho Kuningan sebagai arena balap motor.

Meski digelar seadanya, namun tak mengendurkan semangat para joki untuk memacu gas sekencang-kencangnya.

Jawa BaratBandung

Berita Terkini