x

5 Alasan Indonesia Bakal Batal Selenggarakan MotoGP 2017

Minggu, 31 Januari 2016 06:27 WIB
Penulis: Dian Eko Prasetio | Editor: Yohanes Ishak

Wacana pertama yang muncul adalah even yang di promotori oleh Dorna Sport ini berlangsung di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat.


Beberapa rider MotoGP diharapkan dapat tampil di sirkuit Sentul milik Indonesia.

Namun karena beberapa faktor, opsi ini kemudian dibatalkan karena menemukan titik buntu dalam perjalanannya. Terlebih, waktu berbenah Indonesia untuk selenggarakan MotoGP sudah semakin menipis.


Sirkuit Sentul, tempat yang direncanakan menjadi salah satu tuan rumah MotoGP 2017.

Dalam kesempatan ini, INDOSPORT mencoba menganalisis beberapa kemungkinan penyebab gagalnya Indonesia untuk menyelenggarakan even MotoGP musim depan. 


1. Terkait Masalah Dana

Gatot Dewa Broto

Sirkuit Internasional Sentul menjadi satu-satunya sirkuit di Indonesia yang berpeluang besar untuk menyelenggarakan MotoGP 2017. Sejatinya, untuk melangsungkan even tersebut Sentul masih harus merenovasi atau memperbaiki kondisi sirkuit serta infrastruktur di sekitar kawasan Sirkuit Sentul.

Berdasarkan perkembangannya, pihak pengelola Sirkuit Sentul sebenarnya mampu merenovasi lintasan tanpa membutuhkan pinjaman dana dari pemerintah. Namun, masih memiliki kendala karena pihak Sentul masih membutuhkan dana APBN untuk merenovasi infrastruktur di sekitar kawasan Sirkuit Sentul.

Dalam perundang-undangan dijelaskan, dana APBN pemerintah tidak bisa digunakan oleh pihak swasta yang bertujuan untuk komersil.

“Sentul dipastikan batal menjadi penyelenggara MotoGP di Indonesia, sebab APBN tidak bisa dialirkan ke pihak swasta,” jelas Deputi V bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot Dewa Broto, beberapa waktu lalu.


2. Gelora Bung Karno Dianggap Tidak Layak

Gatot S. Dewa Broto

Gagalnya Sirkuit Sentul untuk menjadi tempat berlangsungnya ajang balap paling bergengsi ini, memunculkan opsi bahwa kawasan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dapat dijadikan lintasan balap. Hal tersebut terinspirasi dari sirkuit jalanan yang diterapkan oleh Singapura (Marina Bay) dan Monaco (Monte Carlo).

Namun, setelah Rapat Terbatas (Ratas) tingkat Kementerian yang berlangsung di kantor Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KemenkoPMK), Ratas tersebut menghasilkan bahwa GBK tidak cocok untuk menggelar event tersebut.

“Kawasan GBK panjang lintasan 4,2 km, track lurus 900 meter. Belum lagi berapa banyak tikungan yang ada, GBK tidak reliable untuk itu. Kemudian juga berbenturan dengan renovasi GBK, jadi dikhawatirkan akan sangat mengganggu,” jelas Gatot.

Selain itu, aspek keselamatan juga menjadi pertimbangan agar tidak menggunakan GBK menjadi lintasan balap seperti layaknya Sirkuit Marina Bay dan Sirkuit Monte Carlo.


3. Batas Waktu Yang terbatas

Sirkuit Sentul

Rencananya Indonesia akan menjadi tuan rumah pada event MotoGP 2017, namun kini sudah memasuki 2016, Indonesia masih belum bisa memutuskan akan berlangsung di mana Valentino Rossi dan yang lainnya akan beradu kecepatan di Indonesia.

Walau Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengklaim pengerjaan untuk membangun sirkuit baru dapat berlangsung dalam jangka waktu satu tahun, hal tersebut juga pasti akan berbenturan dengan sistem biroklasi yang harus dilalui, di mana itu juga akan menyita waktu yang tidak sebentar.

“Iya betul (bangun sirkuit baru), kemudian apakah satu tahun cukup, itu sangat cukup. Kata pihak yang berkompeten di bidang itu cukup, yang lama hanya finishing-nya,” jelas Gatot.


4. Untung-Rugi dari Penyelenggaraan MotoGP 2017

Menko PMK, Puan Maharani.

Setelah menggelar rapat terbatas tingkat Kementerian, Menko PMK, Puan Maharani meminta pihak Kementerian pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk segera meninjau ulang apa benefit bagi Indonesia jika mengelar event bergengsi ini.

"Kemenpora diminta untuk lakukan kajian ulang secara komprehensif tentang kelayakan dari MotoGP sendiri. Artinya, aspek legalitas, relevansinya dengan masalah prestasi olahraga, juga dari aspek pariwisata.”

"Seandainya MotoGP diadakan, keuntungannya apa dengan mengeluarkan uang sekian ratus miliar itu benefitnya apa. Itu harus dengan data yang konkret," Gatot menjelaskan Menko PMK meminta Kemenpora lakukan peninjauan ulang.

Pasalnya, pemerintah Indonesia pastinya tidak sedikit menggelontorkan dana jika ingin menggelar MotoGP di Indonesia, sedikitnya pemerintah harus menggelontorkan dana sebesar 23,4 juta Euro atau kurang lebih sekitar Rp353 miliar untuk bisa menjadi tuan rumah selama tiga tahun berturut-turut.


5. Negara Lain Berpeluang Menjadi Tuan Rumah MotoGP

Sebelumnya pernah diberitakan bahwa Finlandia akan menggantikan Indonesia untuk menjadi tuan rumah MotoGP 2017.

Bahkan, CEO Dorna Sports Carmelo Ezpelata memberikan angin segar kepada Finlandia setelah meragukan kesiapan Indonesia dalam penyelenggaraan MotoGP. Dalam masalah persiapan, Finlandia jauh lebih siap bila disandingkan dengan Indonesia.

Terlebih finlandia juga sudah membangun sirkuit Kymi Ring yang memiliki lintasan sepanjang 4.8 km, sirkuit yang berada 110 km timur laut Helsinky tersebut direncanakan akan selesai pada tahun ini.

“Finlandia bekerja sangat professional, mereka memiliki semua rencana dan dokumen yang telah lama kami inginkan. Mereka juga mampu memenuhi persyaratan serta pengajuan dengan tepat waktu,” jelas Ezpelata dikutip Speedweek.

Namun hal tersebut langsung dibantah oleh pemerintah Indonesia, yang menyatakan bahwa untuk menjadi tuan rumah MotoGP 2017 masih milik Indonesia.

IndonesiaMotoGPGatot S Dewa BrotoPuan MaharaniSirkuit SentulIn Depth Sports

Berita Terkini