x

Beda Nasib Rio Haryanto dan 'Tuan Muda Konglomerat' Sean Gelael

Senin, 7 November 2016 20:10 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Yohanes Ishak

Sean Gelael turun memperkuat tim Extreme Speed Motosport (ESM) bersama Antonio Giovinazzi (Italia) dan Tom Blomqvist (Inggris) yang didukung penuh sponsor utama Jagonya Ayam KFC Indonesia. Sean pun berhasil memenuhi target untuk finish di urutan kedua pada ajang balap tersebut.

"Tim bekerja sangat baik, kami juga balapan nyaris tanpa kesalahan, semua strategi berjalan bagus. Tentu ini hasil yang sangat bagus," ujar Sean setelah balapan.

"Sejak datang ke Shanghai, kami sudah yakin kalau posisi podium dalam jangkauan kami. Tom dan Antonio tampil luar biasa, sehingga kami bisa mendapatkan podium kedua," tambahnya.

Sean memang menjadi salah satu pembalap muda masa depan Indonesia, di usianya yang baru menginjak 20 tahun. Putra pasangan Ricardo Gelael dan Rini S. bono itu telah berkiprah di berbagai ajang balapan internasional bergengsi, seperti GP2.

Sama halnya dengan Rio Haryanto, Sean memang memulai langkah kariernya sebagai pembalap dari level bawah. Banyak yang membandingkan kehebatan keduanya, Sean pun kerap kali diklaim sebagai calon pembalap masa depan Indonesia penerus Rio.

Namun ternyata keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam merintis karier. Sama-sama muda, hebat, dan berprestasi, namun Rio mungkin masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Sean yang notabene merupakan tuan muda, cucu konglomerat Indonesia, Dick Gelael.

Oleh karena itu, berikut INDOSPORT sajikan rangkuman kiprah Sean Gelael dan Rio Haryanto, dua pembalap muda yang membanggakan Indonesia:


1. Latar belakang keluarga

Pembalap mobil GP2 Indonesia, Sean Gelael.

Sean Gelael lahir pada 1 November 1996, putra pasangan Ricardo Gelael dan aktris senior Rini S. Bono itu mengawali kariernya di ajang balapan sejak tahun 2005. Saat itu ia sudah mulai memberanikan diri turun di ajang Kejurnas Reli Sprint dengan menjadi navigator bagi ayahnya sendiri. Sean lantas turun di ajang gokart mulai musim 2009 di kelas Rotax Max Junior, selain tentunya tetap bertahan di ajang Kejurnas Reli.

Di usianya yang masih belia, pembalap bernama lengkap Muhammad Sean Gelael itu memilih untuk menekuni dunia balap. Ia mengikuti jejak sang ayah, Ricardo Gelael, pengusaha kaya pewaris bisnis Gelael yang juga merupakan pembalap senior.

Pada 2010, Sean memutuskan untuk fokus di balapan gokart, ia pun menjadi pembalap Indonesia pertama yang berlaga di kejuaraan gokart dunia di tahun 2011. Sean memutuskan pindah ke Eropa dan menggeluti ajang F3 Eropa selama 2 tahun, kemudian mengikuti ajang balap World Series by Renault pada tahun 2015.

Dia juga ikut serta dalam balapan GP2 Series dan Asian LeMans Series sebanyak setengah musim di tahun tersebut. Tahun 2016, Gelael berkompetisi penuh di ajang GP2 Series bersama tim Campos Racing yang dispornsori oleh KFC jagonya ayam, keluarga Gelael sendiri merupakan pembawa merek dagang KFC di Indonesia.


2. Head to head Sean vs Rio

Rio Haryanto

Untuk urusan prestasi, Sean mungkin masih satu langkah di belakang Rio Haryanto, karena Rio telah mencicipi panasnya persaingan di ajang F1, yang merupakan level balapan internasional paling bergengsi di dunia.

Meski Rio hanya merasakan setengah musim di ajang balap jet darat tersebut karena terkendala masalah dana. Bergabung bersama tim Manor Racing, Rio yang memiliki kewajiban untuk menyetor dana 15 juta Euro hanya mampu melunasi setengahnya.

Oleh karena itu statusnya sebagai pembalap utama tim tersebut pun dicabut dan digantikan oleh driver asal Prancis, Sebastian Ocon. Rio pun kini tengah berusaha untuk kembaloi mencari sponsor demi kembali di ajang F1 musim depan.

Sementara itu, Sean saat ini masih berada di ajang balap GP2, satu level di bawah F1. Bergabung bersama tim Campos Racing Jagonya Ayam, Sean tercatat finish di peringkat dua pada balapan pertama (feature race) GP Austria di Red Bull Ring, Juli 2016 lalu.

Sementara Rio telah lebih dulu menginjakkan kakinya di ajang GP2. Ia berkali-kali naik podium semenjak berlaga di ajang balap tersebut pada 2012 hingga 2015. Prestasi terbaiknya ialah menempati peringkat empat klasemen akhir GP2 pada 2015.


3. Sean Lebih Kuat Secara Finansial daripada Rio

Sean Gelael

Baik Sean dan Rio memiliki kesamaan latar belakang, yakni sama-sama berasal dari keluarga pengusaha. Sean merupakan cucu dari Dick Gelael, konglomerat Indonesia yang mendirikan empat perusahaan besar di Tanah Air, yaitu PT Fast Food Indonesia Tbk, PT Gelael Supermarket, PT Finindo Foods Indonesia, dan PT Aneka Satwitra Sari Food.

PT Fast Food Indonesia sendiri merupakan perusaan yang menaungi waralaba KFC di Indonesia. Gelael membeli izin usaha KFC sejak 1978 dan merintisnya hingga saat ini. selain itu, Gelael juga merupakan pemilik jaringan supermarket Gelael.

Darah membalap Sean hadir dari sang ayah Ricardo Gelael yang merupakan seorang pembalap senior di eranya. Dengan berbekal jaringan bisnis yang menggurita, Sean tidak kesulitan untuk terus mendapat suntikan dana dan berlaga di dunia balap yang menjadi pilihannya.

Waralaba kelas dunia, KFC tersebut tentunya akan selalu sigap mengucurkan dana sebanyak apapun demi terus melangengkan karier Sean di dunia balap.

"Saya melihat ada 300-an pembalap yang memiliki bakat yang hampir sama dengan Sean. Jadi untuk bisa meningkatkan prestasinya dibutuhkan dana dan tim yang bagus," ujar Ricardo dalam salah satu kesempatan.

Berbanding terbalik dengan Sean yang tak kesulitan meraup dana, Rio justru harus pontang panting agar terus bertahan di ajang balapan F1. Ia didepak sebagai pembalap utama Manor karena tak kuasa melunasi sisa pembayaran kepada tim tersebut.

Rio bukan tanpa sokongan dana, semenjak merintis karier di dunia balap internasional, buku tulis Kiky tak pernah absen menjadi sponsor utama baginya. Kiky sendiri merupakan perusahaan produsen buku tulis dan kertas yang dimiliki Sinyo Haryanto, ayahanda Rio.

Sayangnya, kekuatan bisnis milik keluarga Rio tak se-powerful waralaba KFC di Indonesia yang gerainya mungkin mencapai ribuan. Dengan dana kuat, Sean Gelael mungkin tak akan sulit untuk menembus ajang balap F1 yang lebih condong ke arah bisnis ketimbang olahraga.


4. Sean Tetap Butuh Dukungan Pemerintah Indonesia

Sean Gelael

Meski bergelimang secara finansial, dalam satu kesempatan Sean pernah mengungkapkan, jika ia juga butuh dukungan pemerintah Indonesia di ajang balap internasional. Ia berharap pemerintah dapat memperhatikan kiprah para pembalap muda Tanah Air di ajang GP2.

Meskipun pada kenyataannya, pemerintah Indonesia juga tak kuasa membantu dana bagi Rio Haryanto yang akhirnya terdepak di ajang F1. Namun dukungan pemerintah dianggap Sean masih sangat minim bagi pembalap lainnya.

"Tahun ini pemerintah terlihat lebih fokus mendukung Rio, padahal di GP2, tempat Rio sebelumnya bernaung, ada saya dan teman-teman yang lain," ujar Sean pada April 2016 lalu.

Ia menganggap biaya yang dikeluarkan pembalap sangatlah besar, terutama yang berlaga di ajang motorsport sangatlah besar.  Dana sponsor dari pihak swasta mungkin hanya menutupi sekian persen dari kebutuhan.

Sean GelaelIndonesiaRio HaryantoFormula 1Ricardo Gelael

Berita Terkini