x

Profil Tim MotoGP: Pramac Racing

Jumat, 24 Maret 2017 09:48 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
Tim Pramac Racing.

Setelah hampir tiga bulan vakum, ajang balap motor paling bergengsi di muka bumi, yakni MotoGP akan segera memulai rangkaian seri untuk musim 2017. Sejumlah tim peserta pun mulai mempersiapkan diri untuk mulai mempersiapkan diri.

Salah satunya adalah tim asal Italia, Pramac Racing. Selama tiga musim terakhir, tim  yang sejak 2003 silam sudah ambil bagian di kancah MotoGP ini selalu finish di peringkat enam klasemen tim.

Seringnya para pembalap mereka gagal meraih podium dan gagal menyelesaikan balapan, membuat tim yang sudah beberapa kali berganti nama ini masih belum mampu menembus posisi lima besar.

Namun, dalam ajang dua musim terakhir MotoGP, yakni 2015 dan 2016, Premac mampu membuat banyak kejutan. Diantaranya membuat pembalap mereka meraih podium dalam suatu seri, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah mereka buat di musim-musim sebelumnya sejak 2009 silam.

Berbekal performa gemilang yang mereka capai musim lalu, Pramac jelas bisa menjadi salah satu kuda hitam dalam kancah MotoGP 2017  yang bisa mengancam tim-tim langganan gelar juara seperti Movistar Yamaha, Repsol Honda, dan Ducati Corse.

Berikut ini, INDOSPORT akan berusaha mengulasnya untuk para pembaca setia mengenai profil Pramac Racing dan para pembalapnya.


1. Pramac Racing

Tim Pramac Racing.

Meski saat ini memiliki basis di Italia, Pramac Racing pada awalnya dibentuk di Madrid, Spanyol oleh mantan pembalap Negeri Matador, Luis d'Antin pada 1999 silam. Tiga tahun setelah dibentuk, Pramac berhasil menjadi salah satu tim peserta MotoGP pada musim 2002.

Kala itu, Pramac yang telah berpindah markas ke Italia menggunakan motor Honda bertipe NSR500 dengan menggunakan jasa pembalap asal Jepang, Tetsuya Harada. Di musim  awalnya dalam MotoGP, Pramac tidak menjalani musim yang memuaskan bersama Harada. Dari total 16 seri balapan, Harada hanya mampu membuat Pramac mengoleksi 47 poin saja.

Memasuki musim 2005, Pramac melakukan perombakan dengan mengganti motor dan pembalap yang mereka gunakan. Bila sebelumnya mereka menggunakan motor Honda, dalam ajang MotoGP 2005, mereka beralih ke Ducati dan mengontrak pembalap asal Italia, Roberto Rolfo. Sayangnya, perombakan itu tidak berjalan dengan baik setelah Pramac finish di peringkat 10 klasemen dengan hanya mengoleksi 25 poin dari 17 balapan.

Pada musim balap 2008, Pramac sempat berganti nama menjadi Alice Team, menyusul kerja sama dengan sebuah perusahaan telecom asal Italia. Namun, hal tersebut hanya bertahan setahun saja dan mereka kembali menggunakan nama Pramac Racing.

Kini, di musim balap 2017, Pramac yang dapat dikatakan sebagai salah satu tim satelit Ducati hanya  mendapat jatah satu motor bertipe Desmosedici GP17. Hal itu secara otomatis membuat salah satu pembalap di Pramac harus menggunakan motor dengan spesifikasi musim lalu, yakni Desmosedici GP16.

Dari segi pembalap yang mewakilinya di musim 2017,  Pramac sama sekali tidak melakukan perubahan. Mereka masih menggunakan jasa pembalap asal Italia, Danilo Petrucci dan pembalap asal Inggris, Scott Redding.


2. Danilo Petruci

Pembalap tim Pramac Racing, Danilo Petrucci.

Meski namanya kini lebih dikenal sebagai seorang pembalap MotoGP, Daniolo Petruci pada mulanya lebih mengidolakan balap motocross. Hal itu terbukti ketika usianya masih delapan tahun ia sudah diijinkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti berbagai ajang balap motocross di sekitar kota tempat tinggalnya, yakni Terni, Italia.

Pada 2008, ketika usianya sudah menginjak 18 tahun, berhasil mencatatkan namanya sebagai peserta ajang European Superstock 600 Championship. Cukup lama Petruci tampil di ajang tersebut,, hingga pada 2010 ia memutuskan pindah ke turnamen Supoerstock 1000 Cup dan bertahan di sana hinga pada akhir 2011 ia berhasil meraih gelar runner up dengan meraih 169 poin dari total 10 balapan.

Performa Petruci itu pun menarik minat salah satu tim peserta MotoGP, yaitu IodaRacing Project. Menggunakan dua motot berbeda dalam musim balap 2012, yakni Ioda TR003 dan Sutter MMX1, Petruci nyatanya hanya mampu menempati peringkat 19 dengan koleksi 27 poin dari 18 seri balapan.

Meski begitu, IodaRacing ternyata tetap mempercayai Petruci sebagai pembalapnya hongga musim balap 2014. Selama tiga tahun bersama IodaRacing, peringat tertinggi yang pernah diraih Petruci adalah ketika finish di posisi 17 klasemen MotoGP musim 2013.

Ketika bergabung dengan Pramac Racing pada musim 2015, Petruci seperti berhasil mengeluarkan seluruh potensinya. Bila di musim 2014, ia hanya mampu finish di peringkat 20, di akhir musim 2015, pembalap kelahiran 24 Oktober 1990 itu mampu menembus peringkat 10.

Selama lima tahun menjadi seorang  pembalap MotoGP, Petruci tercatat baru satu kali merasakan naik podium, yakni ketika menjadi runner up dalam balapan seri Inggris pada musim 2015. Saat itu, Petruci hanya terpaut 3,010 detik saja dari Valentino Rossi yang menjadi pemenang balapan.


3. Scott Redding

Pembalap tim Pramac Racing, Scott Redding.

Dalam ajang balap MotoGP, bila dibandingkan dengan Spanyol dan Italia, jarang sekali kita temukan pembalap asal Inggris. Contohnya saja pada musim 2017 ini, tercatat hanya ada empat pembalap asal Inggris dan salah satunya tergabum dalam tim Pramac Racing, yakni Scott Redding.

Scott kecil mulai tertarik pada dunia balap dan dengan dukungan dari kedua orang tuanya, ia sudah bisa tampil saat usianya belum ada 10 tahun pada 2001 silam. Hebatnya, hanya tiga tahun berselang, Scott sudah mampu meraih gelar juara FAB-Racing Metrakit 50cc British MiniGP Championship.

Pada 2008, Scott pemuda kelahiran 4 Januari 1993 ini mengawali kariernya sebagai seorang pembalap profesional di kancah MotoGP dengan terjun di kelas 125cc bersama tim Aprilia. Secara luar biasa, di musim pertamanya, Scott berhasil membuat sebuah rekor baru.

Rekor yang dipecahkan oleh Scott itu adalah pembalap termuda dalam sejarah MotoGP yang pernah meraih gelar juara di satu seri. Gelar itu sendiri ia dapat ketika meraih podium pertama dalam balapan  British 125cc GP di Donington. Saat menjuarai seri tersebut, Scott tercatat baru berusia 15 tahun lewat 170 hari.

Ketika musim 2010, Scott naik tingkat ke level Moto2. Ia pun bergabung dengan tim pabrikan asal Belgia, Marc VDS. Sempat mengalami kesulitan di musim awalnya terjun ke level Moto2, pada akhirnya Scoot berhasil tampil gemilang dengan meraih gelar runner up pada akhir musim 2013.

Kegemilangannya di Moto2 pun membuat Scott pada akhirnya berhasil menjejakkan kakinya di level MotoGP pada musim 2014 dengan bergabung bersama Gresini Racing yang menggunakan motor Honda RCV1000R.

Namun, keberadaan Scott di  Gresini Racing hanya bertahan satu musim saja dan ia pun kembali ke pelukan Marc VDS. Akan tetapi, lagi-lagi Scott hanya kembali digunakan selama satu musim.

Dalam balapan musim 2016, Scott pun memutuskan bergabung dengan Pramac Racing. Bersama tim barunya tersebut, Scott sudah merasakan satu kali naik podium yang saat mengikuti balapan seri Belanda. Catatan itulah yang membuatnnya kembali dipertahankan oleh Pramac Racing.

MotoGPDanilo PetrucciPramac RacingScott ReddingMotoGP 2017Pramac Ducati

Berita Terkini