AkuratCo

Luhut Buka Suara soal Isu Jakarta Bisa Tenggelam, Ini Katanya

Selasa, 4 Januari 2022 10:38 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, komentari isu Jakarta bisa tenggelam akibat penggunaan air tanah secara besar-besaran.

Nah, penggunaan besar-besaran inilah yang kemudian memicu penurunan permukaan tanah di Jakarta terjadi lebih cepat. Menanggapi isu tersebut, Luhut pun berkata bahwa ini semua merupakan sebuah alarm untuk pemerintah.

"Isu Jakarta tenggelam menjadi alarm bagi pemerintah. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan air tanah secara terus menerus oleh masyarakat," ujarnya, Senin (3/1/22).

Sebagai informasi, pemerintah sendiri telah berupaya menghentikan penggunaan air tanah secara besar-besaran itu dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Rencana itu dituangkan dalam penandatangan nota kesepakatan antara Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian; Menteri PU Pera, Basuki Hadimuljono; dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan disaksikan oleh Luhut.

“Pemerintah merespon hal tersebut dan mengambil inisiatif untuk mengurangi dan menghentikan pemanfaatan air tanah di Jakarta dengan penyediaan air minum perpipaan yang mencukupi bagi masyarakat Jakarta,

“Mengingat urgensi permasalahan tersebut, perlu ada upaya yang terintegrasi dengan penanganan yang cepat," imbuhnya.

Untuk mewujudkan itu, pemerintah pusat berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyusun sebuah perencanaan bersama alias joint planning.

Mereka menyinergikan proyek inisiatif Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan dituangkan dalam nota kesepakatan yang mencakup rincian program, jangka waktu, serta skema pembiayaan yang tepat.

"Meskipun kita semua terdampak Covid-19 sehingga kondisi fiskal terpengaruh, bukan berarti kita harus berhenti untuk membangun dan melayani masyarakat. Nota Kesepakatan ini merupakan milestone yang penting untuk menjawab tantangan tersebut," kata Luhut.

Untuk diketahui, saat ini kondisi cakupan layanan air minum perpipaan DKI Jakarta baru mampu memenuhi cakupan layanan seluas 64 persen, dan menyuplai 20.725 liter per detik air untuk 908.324 sambungan pelanggan.

Hal ini mengakibatkan masyarakat yang tidak memiliki akses air minum perpipaan cenderung memakai air tanah secara terus-menerus. Hal inilah yang kemudian memicu penurunan permukaan tanah dengan cepat.

Baca berita asli di Akurat.co

Disclaimer : Artikel ini adalah kerja sama antara Indosport.com dengan AkuratCo Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, video, grafis, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab dari AkuratCo