Badminton Asia Championships

Pecahkan Rekor Dunia, Ini Kata Greysia dan Nitya

Minggu, 1 Mei 2016 13:35 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono
© INDOSPORT
Greysia/Nitya saat pecahkan rekor dunia. Copyright: © INDOSPORT
Greysia/Nitya saat pecahkan rekor dunia.

Pertandingan yang berlangsung selama dua jam empat puluh satu menit, atau 161 menit dinobatkan sebagai pertandingan bulutangkis terpanjang yang pernah terjadi di dunia.

Sebelumnya rekor duel terpanjang pertandingan bulutangkis dipegang oleh Peter Rasmussen vs Sun Jun yang berlangsung selama 2 jam 4 menit.

Rekor tersebut sempat bertahan selama 19 tahun sebelum akhirnya, Greysia/Nitya vs Naoko/Kurumi mematahkannya.

Duel alot antara pasangan Indonesia dan Jepang tersebut memang patut diacungi jempol. Pasalnya, untuk memperebutkan satu poin saja, mereka harus terlibat laga panjang dan diwarnai jatuh bangun di lapangan.


Greysia/Nitya harus jatuh bangun saat hadapi Naoko/Kurumi di partai semifinal.

Saling Support

Nitya Krishinda Maheswari mengakui jika duel tersebut terasa berat. Namun semangat untuk menang membuat mereka fokus untuk tetap bertahan dengan saling memberi dukungan.

“Udah nggak kepikiran lagi pas di lapangan, kami sudah main berapa lama. Fokus kami tetap ke bagaimana kami bisa dapet poin aja. Kami hanya mikirin, gimana caranya biar bisa tahan dan saling support di lapangan,” kata Nitya dalam rillis yang diterima INDOSPORT dari PBSI.


Greysia/Nitya pantang menyerah hadapi Naoko/Kurumi di partai semifinal.

Lelah dan Sempat Terpikir Menyerah

Greysia Polii rekan Nitya, sempat terpikir untuk menyerah karena terpikir akan sejumlah laga penting yang akan mereka jalani berikutnya. Namun pikiran itu hilang saat keduanya menginjakkan kaki di lapangan.

“Nggak kepikiran juga bisa main selama ini. Perasaannya sudah campur aduk, apalagi pas di lapangan juga udah ngerasa kram pas game kedua poin 14. Sempat kepikiran pengen nyerah, karena mikirnya masih banyak pertandingan penting kaya Olimpiade dan lain-lain," sambung Greysia. 

Saya nggak mau mencederai diri sendiri. Pengen berhenti aja, bukan karena capek, tapi karena kaki memang udah sakit sekali. Tapi pas di lapangan nggak tau kenapa kok rasanya nggak mau nyerah, pengen diselesaikan. Kayanya nanggung, jadi ya pengen dipaksain aja,” jelas Greysia.

“Kramnya berasa sakit dari telapak kaki sampai pinggang. Paling kerasa di paha sih, dua-duanya. Kanan dan kiri,” tambah Greysia lagi.


Greysia/Nitya harus jatuh bangun saat hadapi Naoko/Kurumi di partai semifinal.

Trik Melawan Lelah

Greysia/Nitya yang sempat merasa lelah, mencoba terus melancarkan serangan kepada lawan. Tapi pasangan Jepang tersebut pun tak mudah dimatikan. Laga alot terjadi sepanjang pertandingan.

Untuk menutupi rasa lelah di lapangan, beberapa kali Greysia bahkan meneriakkan kalimat-kalimat penyemangat di saat shuttlecock masih mengudara.

“Semangat. Ayo. Masih bisa. Jangan mudah menyerah,” teriak Greysia.

Laga panjang memang kerap diidentikkan pada pertandingan sektor ganda putri. Apalagi dengan gaya pemain Jepang yang adu tahan di lapangan, pertandingan bisa terjadi sangat alot.


Greysia/Nitya harus jatuh bangun saat hadapi Naoko/Kurumi di partai semifinal.

Sebelumnya di pertandingan lain, Greysia/Nitya juga melewatinya dengan durasi yang tidak sebentar. 

Melawan Vivian Kah Mun Hoo/Khe Wei Woon, Malaysia, di babak dua, Greysia/Nitya menghabiskan waktu selama 78 menit. 

Selanjutnya di perempat final dengan Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan, Korea, Greysia/Nitya menang usai main selama 82 menit.

Sementara Naoko/Kurumi di perempat final mengalahkan Lui Ying/Luo Yu, Tiongkok, dalam waktu 117 menit.

Pertandingan tersebut tidak hanya adu teknik dan strategi di lapangan, tetapi juga butuh konsentasi, fokus dan ketahanan fisik yang bagus.

391