Indonesia Open 2016

(ANALISIS) Ketiga Kali, Indonesia Tanpa Gelar di Kandang Sendiri

Senin, 6 Juni 2016 17:33 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Charles Emanuel Dominggus
© Herry Ibrahim/Indosport
Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto bersalaman denga ganda campuran China Lu Kai/Huang Yaqiong usai pertandingan. Copyright: © Herry Ibrahim/Indosport
Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto bersalaman denga ganda campuran China Lu Kai/Huang Yaqiong usai pertandingan.
Mudah Ditebak dan Tidak Konsisten

Ganda campuran tuan rumah, Praveen Jordan/Debby Susanto secara mengejukan kalah telak dari wakil China, Lu Kai/Huang Yaqiong, 21-15 dan 21-10, pada babak pertama Indonesia Open 2016.

Hasil ini pun mendapatkan kritikan keras dari salah satu pengamat bulutangkis Tanah Air, Broto Happy atau yang biasa dikenal dengan Bung Broto. Bukan tanapa alasan, menilik dari posisi ranking dunia, Praveen/Debby harusnya bisa meraih kemenangan apalagi dengan dukungan penuh suporter.

Menurut Broto, semenjak keduanya meroket usai menjuarai All England, gaya permainan Praveen/Debby kini dengan mudah dibaca oleh pemain lawan.

“Jika dahulu Praveen/Debby itu tidak terlalu dikenal oleh para lawannya, mereka bisa bermain nyaman karena belum ada yang mengenal mereka,”jelasnya.

“Tapi sekarang begitu mereka juara di All England, semua pemain lain langsung mempelajari cara permainan mereka, dan bisa ditebak dengan mudah cara untuk mematikan mereka,” komentar Broto.

Sementara itu, Lindaweni Fanetri yang siap mewakili Indonesia di ajang Olimpiade 2016 juga tak berdaya menghadapi gempuran pemain Denmark di ronde pertama. Tidak konsistennya permainan Linda jadi alasan utama dirinya gagal di Indonesia Open kali ini.

"Lindaweni (Fanetri) bisa menembus semifinal di turnamen lalu itu sebuah keberuntungan harusnya kalau dia bisa, jagalah,” ujar Bung Broto kepada INDOSPORT.

Lindaweni sendiri mengakui kekuatan dan ketahanan kakinya perlu mendapat perhatian khusus. Menurutnya ia perlu melatih kekuatan dan ketahanan kakinya karena masih kurang cepat dan stabil.

147