Menanti Tunggal Putra & Putri Indonesia Pecahkan Rekor di Australia Open 2019

Minggu, 2 Juni 2019 15:42 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Lanjar Wiratri
© PBSI
Anthony Sinisuka Ginting menjadi runner up di Singapore Open 2019 usai kalah dari Kento Momota, Minggu (14/04/19). Copyright: © PBSI
Anthony Sinisuka Ginting menjadi runner up di Singapore Open 2019 usai kalah dari Kento Momota, Minggu (14/04/19).

INDOSPORT.COM - Turnamen Australia Open 2019 akan segera digelar pada Selasa (04/06/19) mendatang. Turnamen ini pun diharapkan bisa dimanfaatkan oleh sektor tunggal putra dan putri Indonesia untuk kembali mempersembahkan gelar yang telah terlepas selama 9 tahun lamanya.

Sektor tunggal putra dan putri Indonesia sudah lama tidak menjuarai turnamen berhadiah 150 ribu USD (atau setara Rp2,12 miliar) tersebut selama 9 tahun lamanya.

Terakhir kali, sektor tunggal dan putri berhasil mempersembahkan gelar juara pada tahun 2009, saat Dionysius Hayom Rumbaka bersama dengan Maria Febe Kusumastuti berhasil menjuarai salah satu turnamen Super Series ini secara bersamaan.

Semenjak kemenangan Hayom Rumbaka dan Maria Febe, Indonesia belum lagi mampu naik podium setelahnya. Kini, setelah 9 tahun berlalu dan kedua pebulutangkis tersebut sudah tak lagi memperkuat sektor tunggal putra dan putri, para pebulutangkis penerus diharapkan mampu kembali mengibarkan bendera Indonesia di negeri orang.

Sektor tunggal putra setidaknya menempatkan tiga unggulan di sektor tunggal putra, adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Tommy Sugiarto yang mengisi 3 dari 8 nama yang mengisi posisi unggulan di sektor tunggal putra.

Setidaknya dari ketiga nama tersebut, salah satu di anatra mereka bisa menembus partai final Australia Open 2019 meskipun dengan perfoma yang naik turun.

Jonatan Christie memang berhasil menjuarai New Zealand Open 2019 beberapa waktu lalu, tetapi perfomanya di Piala Sudirman yang jauh dari standar harus membuatnya lebih bekerja ekstra keras lagi di turnamen ini. Demikian pula dengan Ginting dan Sugiarto yang juga diharapkan bisa tampil konsisten di turnamen ini.

Sementara itu di sektor tunggal putri, tidak ada satu pun nama pebulutangkis Indonesia yang menempati posisi unggulan. Meskipun tak masuk daftar unggulan bukan berarti tunggal putri Indonesia tak bisa berbuat banyak.

Mereka tetap berpotensi membuat kejutan walaupun perfoma mereka tak kunjung membaik dalam beberapa turnamen bulutangkis terakhir dan selalu menjadi target empuk di Piala Sudirman 2019.

Tetapi segalanya masih mungkin terjadi, jika Gregoria Mariska dan kolega mau bekerja lebih keras lagi di turnamen ini. Sebab di turnamen terakhir sektor tunggal putri Indonesia sejatinya sudah berhasil mencatatkan satu raihan positif dengan berhasil lolos ke perempatfinal, setelah sebelumnya selalu gagal di di putaran pertama atau kedua.

Setidaknya di turnamen ini, jika target mencapai partai final menjadi sesuatu yang nyaris mustahil, namun menembus partai semifinal mungkin menjadi target yang paling realistis bagi sektor tunggal putri Indonesia.