Indonesia Open 2002: Awal Mula Kisah Asmara Juara Tunggal Putri dan Legenda Indonesia

Minggu, 30 Juni 2019 20:41 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© bwfbadminton
Mantan pebulutangkis China, Gong Ruina. Foto: bwfbadminton Copyright: © bwfbadminton
Mantan pebulutangkis China, Gong Ruina. Foto: bwfbadminton

INDOSPORT.COM - Meraih posisi juara Indonesia Open 2002, rupanya memberikan kisah tersendiri bagi pebulu tangkis asal China, Gong Ruina. Gong Ruina tidak hanya dikenal karena kehebatannya melainkan juga paras rupawan.

Tak heran, para kaum pria begitu tertarik dengan atlet cantik asal Negeri Tirai Bambu ini. Salah satunya legenda ganda putra Indonesia, Sigit Budiarto, di masa lalu.

Gong Ruina lahir pada tanggal 23 Januari 1981 dan merupakan salah satu pebulu tangkis andalan negeri Tirai Bambu. Memasuki usia 20 tahun, Gong Ruina bahkan telah berhasil meraih prestasi hebat dengan menjuarai IBF World Championships 2001 di nomor tunggal Putri.

Tidak berhenti sampai disitu saja, Gong Ruina juga tidak segan-segan melawan rekan senegaranya sendiri seperti Zhou Mi, Dai Yun, dan Zhang Ning yang keseluruhannya mantan peraih peringkat satu bulu tangkis dunia.

Berbagai prestasi sudah dia torehkan seperti menyabet medali emas di ajang World Championships 2001, medali perak di Asian Games 2002, Japan Open 2004, All England Open 2004, dan Indonesia Open 2002.

Tak heran, berbagai torehan prestasi ini berhasil membuatnya meraih peringkat nomor wahid dalam olahraga bulu tangkis tingkat dunia. Saking hebatnya, Gong Ruina bahkan termasuk sebagai salah satu tunggal putri terbaik pada awal abad ke-21 setara pebulu tangkis Indonesia Susy Susanti.

Salah satu momen yang cukup menarik ialah duelnya melawan rekan senegaranya, Zhang Ning, di ajang Indonesia Open 2002. Sebelumnya, Gong harus tunduk terhadap Zhang Ning pada kejuaraan Korea Open 2002 dengan skor 0-7,7-5,1-7,2-7.

Seolah tak mau kalah, Gong Ruina membalas Zhang Ning yang sempat mempermalukannya kala itu. Pertandingan Indonesia Open 2002 kala itu berlangsung di Surabaya. Dalam partai final, Gong Ruina berhasil menang telak atas Zhang Ning dengan skor 11-6,11-7.

Hasil ini pun sekaligus membuatnya meraih gelar tunggal putri terbaik di ajang kompetisi bulu tangkis Indonesia kala itu. Namun, tampaknya selain meraih gelar, Gong Ruina juga mendapat kisah manis ketika bertanding di Indonesia.

Kisah manis ini ialah kedekatannya dengan salah satu pebulu tangkis Tanah Air, Sigit Budiarto. Sekitar tahun 2003/04, kedua atlet bulu tangkis ini sempat digosipkan menjalin kasih oleh beberapa media besar kala itu.

Namun, akhirnya Gong Ruina menyatakan bahwa hubungan antara dia dan Sigit hanyalah sebatas teman dekat saja. Dirinya menambahkan Sigit merupakan orang yang ramah ketika di luar lapangan.

Terlepas dari gosip kedekatan ini, Gong kemudian menikah dengan seorang pengusaha China yang memiliki perusahaan di Hongkong. Dirinya bahkan telah dikaruniai dua buah hati dari pernikahan ini.

Gong Ruina kemudian memutuskan untuk pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya ketika menginjak usia 25 tahun. Meski cukup singkat pencapaian, Gong Ruina terbilang cukup banyak.

Usai berkarir sebagai atlet, Gong Ruina kemudian memutuskan untuk beralih profesi sebagai pelatih bulu tangkis tim amatir di provinsi Hunan China.