3 Orang Indonesia yang Berjasa dalam Perjalanan Karier Kento Momota

Sabtu, 27 Juli 2019 12:51 WIB
Penulis: Martini | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tunggal putra Jepang Kento Momota, pada sesi jumpa pers top atlet luar negeri jelang Indonesia Open 2019 di Media Center Istora Senayan, Senin (15/07/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tunggal putra Jepang Kento Momota, pada sesi jumpa pers top atlet luar negeri jelang Indonesia Open 2019 di Media Center Istora Senayan, Senin (15/07/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT

INDOSPORT.COM – Siapa yang tak kenal Kento Momota, pebulutangkis tunggal putra yang saat ini kokoh menempati peringkat pertama dunia versi BWF. Di usianya yang masih 24 tahun, pebulutangkis asal Jepang ini telah meraih banyak pencapaian, salah satunya adalah meraih medali emas Thomas Cup 2014 dan BWF World Championships 2018.

Namun siapa sangka, setidaknya ada tiga sosok asal Indonesia yang berjasa dalam perjalanan karir Kento Momota hingga berhasil menguasai posisi teratas di nomor tunggal putra dunia.

Terlepas dari rivalitas Momota dan pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang kerap kali menyulitkan perjalanannya dalam meraih medali emas, berikut tiga sosok asal Indonesia yang diakui Momota sebagai orang-orang yang berjasa kepadanya di dunia bulutangkis.

1. Imam Tohari

Imam Tohari merupakan seorang legenda bulutangkis ganda campuran Indonesia, yang pernah meraih medali perunggu di Piala Dunia 1997 bersama Emma Ermawati. Usai gantung raket, ia memilih untuk menjadi pelatih bulutangkis tunggal putra dan ganda putra pada tahun 2002.

Uniknya, Imam mengawali karirnya sebagai pelatih bulutangkis bukan di Indonesia, melainkan di Jepang. Saat itu ia menjadi pelatih di Sekolah Tomioka dengan total 16 murid, salah satunya adalah Kento Momota.

“Saya melatih Kento sejak dia masih duduk di kelas 2 SMP. Mimpi saya adalah menjadikan Kento sebagai juara dunia junior, target itu akhirnya tercapai pada 2012,” ungkap Imam Tohari dalam sebuah kesempatan wawancara.

2. Ronald Susilo

Ronald Susilo juga merupakan seorang mantan pebulutangkis berkewarganegaraan Singapura, namun lahir dan dibesarkan di Indonesia. Ia adalah sosok panutan bagi Kento Momota yang saat itu baru mengenal bulutangkis ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

“Saat itu saya selalu menonton Ronald Susilo dalam waktu yang lama. Dia memiliki gerakan yang luwes, ada sedikit sentuhan khas Indonesia ketika saya menonton videonya,” ujar Kento Momota.

3. Fita Darajat

Indonesia dan Jepang memang menjadi dua negara dengan animo masyarakat terhadap bulutangkis yang tinggi. Maka tak heran jika Kento Momota memiliki seorang penerjemah Bahasa Jepang-Indonesia, baik ketika ia bermain di Jepang (Japan Open) maupun di Indonesia.

Adapun salah satu penerjemah asal Indonesia yang diakui cukup akrab dengan Momota adalah Fita Darajat. Ia mengawali karir sebagai penerjemah saat menempuh pendidikan tinggi di Negeri Sakura, hingga akhirnya bisa bekerja sama dengan Momota. Bahkan baru-baru ini saat tak bisa menghadiri Indonesia Open 2019, Fita mengaku khawatir dengan permainan Momota.

“Aku lebih takut Momota mainnya ogah-ogahan nggak ada aku, secara setiap dia main di Istora, aku teriak paling kenceng dari kursi media,” pungkasnya.