Ini Filosofi Selebrasi Ahsan/Hendra di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019

Senin, 26 Agustus 2019 13:31 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Humas PP PBSI
Berfoto bersama dengan para pelatih ganda putra PBSI, inilah filosofi selebrasi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan usai memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019. Copyright: © Humas PP PBSI
Berfoto bersama dengan para pelatih ganda putra PBSI, inilah filosofi selebrasi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan usai memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019.

INDOSPORT.COM - Berfoto bersama dengan para pelatih ganda putra PBSI, inilah filosofi selebrasi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan usai memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019.

Pasangan berjuluk The Daddies tersebut berhasil mengalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam pertandingan rubber game dengan skor akhir 25-23, 9-21, 21-15 di St.Jakobshalle, Basel, Swiss, Minggu (25/08/19) kemarin.

Usai mendapat medali emas, Ahsan/Hendra kemudian berfoto bersama dengan para pelatih mereka yaitu coach Herry IP dan Aryono Miranat. Dalam postingan foto akun Instagram @badmintontalk_com, The Daddies tampak berfoto dengan gaya berbeda.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Badminton Talk (@badmintalk_com) on

Hendra Setiawan bersama coach Herry IP berfoto bersama sambil memasang empat jari, sedangkan Mohammad Ahsan bersama coach Aryono Miranat menampilkan pose tiga jari.

Rupa-rupanya terdapat filosofi tersendiri di balik foto mereka berdua.Pose empat jari Hendra bersama Herry IP melambangkan gelar di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 merupakan gelar juara dunia keempat sepanjang karier Hendra.

Sementara itu, pose tiga jari Mohammad Ahsan bersama Aryono Miranat merupakan arti bahwa gelar juara dunia tahun 2019 ini adalah gelar juara dunia ketiga Ahsan/Hendra selama menjadi pasangan.

Tentunya ini seperti mengulang apa yang terjadi di All England 2019, ketika Kevin Sanjaya/Marcus Gideon sudah lebih dulu tersingkir di babak pertama, The Daddies sukses naik podium tertinggi di turnamen bulutangkis tertua tersebut.