'Penyumbang' 18 Medali Emas Olimpiade dan Juara China Open Pertama Ini Disia-siakan Negerinya Sendiri

Minggu, 15 September 2019 15:16 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© http://sports.qq.com
Mantan pebulutangkis China, Li Yongbo. Copyright: © http://sports.qq.com
Mantan pebulutangkis China, Li Yongbo.

INDOSPORT.COM - Nama Li Yongbo sempat begitu melegenda di China berkat prestasi gemilangnya sebagai pemain dan juga pelatih, namun kariernya harus berakhir lewat cara yang tak mengenakan.

Lahir di Dalian, China 18 September 1962, Li Yongbo menjelma menjadi sosok yang begitu dikagumi di dunia bulutangkis Negeri Tirai Bambu, bahkan di Dunia.

Diawali lewat kesuksesan sebagai pemain dengan berbagai prestasinya di nomor ganda putra, bersama Tian Bingyi. Nama Li Yongbo mencuat setelah dirinya menjadi juara di turnamen China Open pertama tahun 1986, menyusul gelar  serupa di dua tahun berturut kemudian.

Di fase yang sama, gelar juara dunia juga sempat disandang  Li Yongbo . tepatnya di tahun 1987 dan 1989. Nama  Li Yongbo juga menjadi bagian dalam kesuksesan China merajai dunia bulutangkis lewat gelar juara Thomas Cup pada 1986, 1988 dan 1990.

Sukses menjalani karier sebagai pemain hingga awal 1990-an, karier Li Yongbo pun berlanjut semakin cemerlang ketika dirinya terjun ke dunia kepelatihan.

Dipercaya menjadi pelatih kepala tim bulutangkis China, banyak atlet yang mampu dilahirkan oleh tangan dingin Li Yongbo. Bahkan setidaknya 18 medali emas berhasil dipersembahkannya sebagai pelatih dalam enam gelaran Olimpiade berbeda.

Namun dengan catatan gemilangnya itu, menjadi ironis untuk Li Yongbo saat dirinya justru harus mundur dalam keadaan yang tak mengenakan dan terkesan dalam paksaan.

Li Yongbo mundur tepat setelah Olimpiade Rio de Janeiro 2016, setelah dirinya dianggap gagal menghindarkan China dari keterpurukan prestasi. Dimana saat itu hanya mampu meraih dua medali emas cabang bulutangkis.

Tekanan yang datang kepada Li Yongbo yang telah memimpin tim bulutangkis China selama 24 tahun itu juga karena dirinya dianggap sebagai pelatih yang pelit bicara dan sering menuai kritik.

Saat akhirnya memutuskan mundur, Li Yongbo pun terkesan memberikan peryataan yang menunjukan bahwa dirinya tak bahagia dengan tindakannya tersebut. Dirinya mengaku mundur karena lelah, dengan dalih memberikan kesempatan untuk pelatih-pelatih muda untuk menggantikannya.

"Setelah mengabdi selama bertahun-tahun, saya merasa lelah. Saya menyadari ini saatnya untuk mundur dan memberi kesempatan kepada generasi muda untuk menggunakan pemikiran baru mereka dalam memimpin tim," kata Li Yongbo, dikutip dari Tengxun Sport.

Setelah mundur,  Li Yongbo tak lantas meninggalkan dunia olah raga sepenuhnya. Karena dengan pengalamannya,  Li Yongbo masih dipercaya untuk masuk ke dalam salah satu panelis di Komite Olimpiade Tiongkok.