Kejatuhan Dunia Bulutangkis Malaysia, Peluang Indonesia Jadi Raja ASEAN

Kamis, 26 September 2019 21:05 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Shi Tang/Getty Images
Goh V Shem (kanan) dan Tan Wee Kiong, ganda putra Malaysia Copyright: © Shi Tang/Getty Images
Goh V Shem (kanan) dan Tan Wee Kiong, ganda putra Malaysia

INDPOSPORT.COM - Kejatuhan dunia bulutangkis Malaysia jadi berkah serta peluang bagi Indonesia untuk ambil alih posisi raja badminton kawasan ASEAN.

Selama tahun 2019 memang atlet bulutangkis Malaysia sedikit mengalami kemunduran. Selain kemampuan yang mulai kalah dari pebulutangkis negara lain, faktor cedera pun jadi penyebab buruknya raihan bulutangkis Negeri Jiran.

Pada ajang Korea Open 2019 yang tengah berlangsung misalnya, Malaysia hanya sukses mengirimkan dua nomor di babak perempatfinal yakni Lee Zii Jia (tunggal putra) serta Goh Sze Fei/Nur Izzuddin Mohd Rumsani (ganda putra).

Sejumlah nama-nama tenar serta unggulan dari Malaysia malah gagal melangkah ke babak kedua. Sebut saja Chan Peng Soon/Goh Liu Ying yang merupakan peringkat pertama ganda campuran Malaysia harus takluk dua set langsung dari wakil Thailand Phuangphuapet/Amitrapai.

Bahkan mantan peringkat pertama dunia BWF asal Malaysia, Goh Wei Shem/Tan Wee Kiong masih sangat kesulitan untuk kembali merangsek naik ke peringkat lima besar ranking BWF.

Pada ajang Korea Open 2019 ini, mereka kembali gagal melangkah ke final setelah ditaklukkan ganda putra Indonesia Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di babak kedua.

Selain kemampuan individu yang mulai menurun, faktor merosotnya badminton Malaysia adalah cedera berkepanjangan yang sampai sekarang masih menimpa sejumlah atlet andalannya.

Teranyar adalah tunggal putri Goh Jin Wei. Pebulutangkis berusia 19 tahun tersebut sudah sangat lama absen di ajang BWF Tour 2019. Tercatat terakhir kali Goh Jin Wei memegang raket di kompetisi internasional terjadi bulan Maret lalu.

Melansir dari laman thestar.com, absennya Goh Jin Wei dalam beberapa turnamen internasional disebabkan oleh penyakit perut misterius yang sampai saat ini masih membekapnya.

Menariknya, pihak Asosiasi Bulutangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM) sendiri sampai tak mengetahui pasti jenis penyakit yang diderita Goh Jin Wei.

Bahkan dengan kondisi tersebut mantan juara Dunia Junior dua kali ini kemungkinan absen di ajang Olimpiade Tokyo tahun 2020 mendatang.

Lambannya regenerasi juga menjadi kendala besar merosotnya prestasi bulutangkis Malaysia. Terbukti selepas era Lee Chong Wei tak ada lagi tunggal putra ataupun nomor lain yang sering tampil di partai final.

Merosotnya bulutangkis Malaysia sedikit banyak bakal menguntungkan Indonesia. Pasalnya dengan situasi tersebut para kontingen Merah-Puith bisa meraih beberapa gelar juara serta memastikan diri sebagai raja badminton kawasan ASEAN.

Ajang terdekat untuk bisa memastikan gelar raja badminton ASEAN adalah SEA Games 2019 pada bulan November mendatang. Dengan masih terpuruknya badminton Malaysia maka pesaing kuat Indonesia di cabor bulutangkis mungkin cuma Thailand.

Namun Thailand pun tak mempunyai banyak unggulan, sehingga para pebulutangkis Indonesia besar kemungkinan bisa menyabet banyak medali emas dan menjadi juara umum di cabang badminton.

1