Menilik Bulutangkis Uganda yang Dicukur Indonesia Saat Kejuaraan Dunia Junior 2019

Selasa, 1 Oktober 2019 16:15 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Menilik kekuatan bulutangkis Uganda, negara Afrika yang sempat di cukur wakil Indonesia dalam ajang Kejuaraan Dunia Junior tahun 2019.

Dalam kejuaran dunia bulutangkis junior tahun 2019, Tim beregu Indonesia berhasil meraih kemenangan sempurna atas Uganda pada pertandingan pertama Grup A 1, Senin (30/09/19) lalu di Kazan, Rusia.

Indonesia menang dengan skor meyakinkan 5-0. Syabda Perkasa dan kawan-kawan bahkan berhasil memenangkan setiap game yang dijalani.

Bahkan padan laga pertama, tunggal putri Stephanie Widjaja berhasil menang dengan skor sangat telak 21-2 dan 21-4 atas Fadilah Shamika Mohamed Rafi.

Salah satu skor tak masuk akal bahkan terjadi di nomor ganda putra, di mana M. Lucky Andres/Daniel Marthin menang dengan angka kembar 21-1, 21-1 atas Arshath Mohamed Nazurudheen Vaheed/Samuel Wasswa

Dengan skor yang cukup mencolok tersebut, tim Indonesia berhasil memuncaki Group A1 dengan raihan satu angka serta poin diference sebesar +154. (Poin diferece adalah selisih poin masuk dengan poin kemasukan)

Berbekal kemenangan telak kemarin, menarik untuk melihat kekuatan bulutangkis yang ada di Uganda saat ini. Pasalnya kemenangan hingga 21-1 tersebut hanya terjadi di partai Indonesia vs Uganda, bahkan China sebagai kekuatan bulutangkis dunia cuma bisa meraih kemenangan telak 21-3.

Bulutangkis sendiri memang kurang terkenal di benua Afrika, banyak dari pemuda benua hitam tersebut lebih memilih menjadi pesepakbola ketimbang atlet tepok bulu.

Begitu pula dengan Uganda, negara bagian Timur Afrika ini masih sangat familiar dengan olahraga bulutangkis. Namun beberapa tahun kebelakang, bulutangkis mulai menjamur termasuk di Uganda dan beberapa atlet muncul dari sana.

Meski tak begitu banyak pebulutangkis terkenal yang lahir di Uganda, namun ada satu tunggal putra yang sempat mencuri perhatian dunia BWF beberapa tahun silam.

Adalah Edwin Ekiring, pebulutangkis kelahiran Nsambya tersebut bisa dibilang salah satu legenda bulutangkis Afrika yang pernah meraih peringkat tertinggi di ranking BWF.

Sebelum pensiun, peraih medali perak All-Africa Games tahun 2011 ini pernah menduduki ranking 76 BWF pada 2015 silam, rangking tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah diraih tunggal putra Afrika hingga saat ini.

Selepas era Edwin Ekiring, beberapa pebulutangkis Uganda pun banyak bermunculan dan mulai menghiasi berbagai podium kejuaraan bulutangkis.

Sebut saja Aisha Nakiyemba, tunggal putri yang pernah menduduki peringkat ke-99 BWF pada tanggal 22 Februari 2018 silam. Salah satu penampilan terbaik Aisha Nakiyemba adalah saat mendapat wild card dari badan Bulu Tangkis Dunia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia tahun 2018.

Sebelum tampil di kejuaraan dunia, Nakiyemba juga mampu mewakili Uganda pada ajang Commonwealth Games 2018 yang berlangsung di Gold Coast, Australia.

Meski gelar juara yang diraih pebulutangkis Uganda hanya sebatas level Afrika, namun jika pemerintas setempat lebih serius dalam pembinaan usia muda serta pegelaran kompetisi rutin, mungkin dalam beberapa tahun kedepan akan muncul pebulutangkis handal asal Uganda yang melebihi Edwin Ekiring di masa depan.