Cerita Ardy B. Wiranata soal Perjuangannya Saat Jadi Raja Tunggal Putra Dunia

Senin, 7 Oktober 2019 19:45 WIB
Penulis: Shintya Maharani | Editor: Arum Kusuma Dewi
© https://alchetron.com
Legenda hidup bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Ardy B. Wiranata. Copyright: © https://alchetron.com
Legenda hidup bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Ardy B. Wiranata.

INDOSPORT.COM - Sebagai salah satu pebulutangkis tersukses Indonesia, Ardy B. Wiranata punya catatan panjang prestasi.

Di antaranya, ia mengoleksi medali emas Indonesia Open enam kali berturut-turut (1990, 1991, 1992, 1994, 1995, dan 1997), medali emas Japan Open tiga kali (1991, 1992, dan 1994), Juara All-England 1991, medali emas SEA Games 1991, Juara Piala Dunia 1991, medali perak Olimpiade Barcelona 1992.

Selain sukses dengan segudang raihan tersebut, Ardy juga sempat merajai peringkat teratas dunia di rangking BWF sektor tunggal putra. Tentu seluruh capaian sukses tersebut tidak ia dapatkan dengan mudah. Ardy B. Wiranata memulai semuanya ketika ia berumur 9 tahun.

Putra bungsu dari pasangan Leo Wiranata dan Paula Maria Suryani ini mengawali kariernya di klub binaan ayahnya PG 16. Namun, ketika sudah dirasa sanggup untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, Ardy pun bergabung dengan klub PB Djarum.

Dari langkah kecil tersebut akhirnya berhasil membawanya menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia 1989 hingga puluhan prestasi hebat lainnya. Ada cerita menarik apa saja yang pernah dirasakan oleh Ardy B. Wiranata soal perjuangannya dulu?

Secara khusus kepada INDOSPORT, Ardy pun bercerita.

“Yah dengan segala perjuangan keras yang saya lakukan waktu dulu, jadi kalau lagi ada turnamen itu pemikirannya cuma satu, Indonesia menang. Bahkan enggak pernah kepikiran masalah hadiah, bawa nama Indonesia saja itu sudah senangnya luar biasa,” kenang Ardy kepada INDOSPORT.

Lucunya, Ardy bercerita saking ikhlasnya bermain tanpa pamrih, ia menuturkan baru ‘kelabakan’ dan sadar saat menjelang masa pensiun.

“Dulu tuh ya, saya rasa rata-rata pemain di era saya pemikirannya begitu. Kami kalau enggak dikasih duit pun enggak papa yang penting bisa main untuk Indonesia dan bawa nama bangsa ke mata dunia.”

“Nah, jujur saja baru kepikiran soal duit saat baru mau pensiun ‘Duh, kerja apaan ya gue biar dapat uang?’ hahaha,” ungkap Ardy sembari terbahak.

Ardy berharap dengan ceritanya ini, para atlet muda yang kini nasibnya lebih baik dan lebih terjamin bisa mengambil pelajaran agar lebih termotivasi untuk ke depannya.

“Berbeda dengan sekarang ya. Saya senang pemain sekarang dapat apresiasi dan uang yang banyak, they deserve it. Maka dari itu, mereka harus lebih semangat!” pungkasnya.