3 Fakta Miris Bulutangkis Indonesia di Denmark Open: Langkah Berat Raih Gelar

Kamis, 10 Oktober 2019 18:05 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Grafis: Yanto/Indosport.com
Danisa Denmark Open 2019. Copyright: © Grafis: Yanto/Indosport.com
Danisa Denmark Open 2019.

INDOSPORT.COM - Denmark Open menjadi turnamen yang menghadirkan catatan miris bagi Indonesia dalam beberapa dekade ke belakang.

Wakil-wakil Indonesia akan berjibaku di Turnamen Denmark Open 2019 yang akan segera bergulir pada pekan depan, Selasa (15/10/19).

Dengan wakil-wakil terbaik seperti Anthony Ginting di sektor tunggal putra dan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di ganda putra, harapan gelar juara tentu bisa dibawah pulang ke tanah air.

Namun jika melihat catatan prestasi beberapa wakil Indonesia di Denmark Open sebelum-sebelumnya, harapan juara kemungkinan tak akan dapat dengan mudah didapat wakil tanah air.

Setidaknya ada tiga fakta yang bisa menggambarkan betapa sulitnya Indonesia meraih gelar juara di Denmark Open. apa saja itu? Berikut INDOSPORT merangkum dalam 3 fakta miris bulutangkis Indonesia di Denmark Open.

Dua Gelar

Sebagai salah satu negara besar di dunia bulutangkis, Indonesia justru melempem di Denmark Open. Dalam satu dekade terakhir turnamen berlevel BWF World Tour Super 750 itu saja Indonesia baru berhasil meraih dua kali gelar juara.

Yakni lewat Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di sektor ganda putra tahun lalu dan juga Simon Santoso di sektor tunggal putra Denmark Open 2009 atau sepuluh tahun lalu.

Capaian Indonesia itu kalah dari Malaysia yang mampu meraih tiga kali gelar juara lewat pebulutangkisnya di 10 tahun terakhir. Bahkan kalah jauh dari Korea Selatan yang bisa mengamankan tujuh gelar juara dalam rentan waktu yang sama.

Satu Gelar

© https://bwfworldchampionships.bwfbadminton.com
Tjun Tjun dan Johan Wahjudi Copyright: https://bwfworldchampionships.bwfbadminton.comTjun Tjun dan Johan Wahjudi, pasangan ganda putra Indonesia yang berjaya di Denmark Open pada tahun 70-an.

Sejak mampu mendominasi Denmark Open di medio awal tahun 90-an, dengan meraih empat gelar juara dari lima gelar yang tersedia, Indonesia tak mampu lagi bicara banyak di Denmark Open.

Bahkan sejak terakhir di tahun 1974 itu, jikapun ada wakil Indonesia yang berhasil meraih juara di Denmark Open, itu hanya satu orang/pasangan dalam satu gelaran turnamen.

Anomali hanya terjadi di Denmark Open tahun 1977 dan 1991, di mana ada dua wakil Indonesia yang berhasil meraih gelar juara dalam satu gelaran Denmark Open.

Bahkan setelah tahun 1974 hingga kini atau dalam 44 gelaran Denmark Open, Indonesia absen meraih gelar juara di 31 gelaran Denmark Open.

Urutan Kelima

Di tengah langkanya gelar juara datang ke tanah air dari gelaran Denmark Open, terlihat jelas dari posisi Indonesia dalam daftar negara peraih gelar terbanyak.

Indonesia hanya bertengger di peringkat lima dengan total 21 kali gelar juara. Indonesia tertinggal jauh dari tuan rumah Denmark yang sukses menyabet 135 gelar juara. Disusul China yang sudah 62 kali meraih juara lewat wakil-wakilnya.

Posisi Indonesia itu memang masih lebih baik dari Malaysia juga Korea Selatan, namun jika dibandingkan posisi Indonesia di turnamen lain, urutan kelima itu jelas sangat jauh dan tak bisa dibanggakan.