Sony Dwi Kuncoro Beberkan Kehidupan Beratnya Usai Dicoret dari Pelatnas Tahun 2014

Kamis, 5 Desember 2019 17:10 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Isman Fadil
© Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Legenda tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro membeberkan kehidupan beratnya usai dicoret dari Pelatnas pada tahun 2014 silam. Copyright: © Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Legenda tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro membeberkan kehidupan beratnya usai dicoret dari Pelatnas pada tahun 2014 silam.

INDOSPORT.COM - Legenda tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro membeberkan kehidupan beratnya usai dicoret dari Pelatnas pada tahun 2014 silam.

Pada tahun 2014, Sony Dwi Kuncoro bersama dengan Dionysius Hayom Rumbaka diketahui dicoret dari Pelatnas dan dikembalikan ke klub mereka masing-masiing oleh PBSI.

Pencoretan tersebut dilakukan PBSI setelah melakukan evaluasi atas penampilan para atlet Pelatnas di Piala Thomas dan Uber 2014 di New Delhi, India pada 17-25 Mei lalu.

Usai pencoretan tersebut, Sony Dwi Kuncoro kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT menceritakan bagaimana kehidupan beratnya setelah keluar dari Pelatnas.

"Awalnya saya juga tidak yakin waktu itu dicoret karena saya masih memiliki ranking yang bagus dan prestasi juga masih lumayan dan di bawahnya waktu itu juga masih belum bagus dan naiknya juga belum cepat," ujar Sony Dwi Kuncoro kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Sony Dwi Kuncoro pun mengakui kalau pencoretan dirinya pada saat itu dari Pelatnas membuat dirinya sempat bingung dan sempat berpikir rasanya semuanya sudah selesai.

Namun Sony Dwi Kuncoro mengakui pasca pencoretan dari Pelatnas tersebut dirinya kembali berdoa dan mencoba menghilangkan semua pikiran-pikiran masa lalu dan mencoba memulai hidup baru di Surabaya.

"Jadi ketika itu saya kembali ke klub saya dan klub saya itu klub yang kecil, tidak ada fasilitas untuk sparing, lapangan dan lain sebagainya, sponsor juga sudah tidak ada dan akhirnya saya mulai dari nol lagi," lanjutnya.

Meskipun mengakui kalau itu semua sangat-sangat berat, terlebih lagi setelah penghasilan dari bulutangkis juga sudah tidak ada, namun Sony Dwi Kuncoro mengakui kalau ia harus melupakan semua itu dan memulai hidup baru di Surabaya.

"Ya, Alhamdulillah dengan kerja keras dan kemauan saya yang ada, apa yang saya raih waktu juara, tabungan saya simpan dan saya pulang ke Surabaya dan membangun Sony Dwi Kuncoro Hall, jadi ya Alhamdulillah," pungkasnya.

Sony Dwi Kuncoro setidaknya pernah mencapai ranking tertinggi di sektor tunggal putra yakni ranking 3 dunia pada 7 Oktober 2003 dan saat ini ia sudah berada di luar ranking top 100 dunia pada usianya yang sudah tak lagi muda.