Evaluasi Jonatan Christie Sepanjang Tahun 2019: Meningkat, tapi Bisa Lebih Baik

Kamis, 19 Desember 2019 19:39 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© PBSI
Jonatan Christie mampu mengalami peningkatan prestasi di tahun 2019 ini, namun apakah hal tersebut sudah optimal? Copyright: © PBSI
Jonatan Christie mampu mengalami peningkatan prestasi di tahun 2019 ini, namun apakah hal tersebut sudah optimal?

INDOSPORT.COM - Jonatan Christie mampu mengalami peningkatan prestasi di tahun 2019 ini, namun apakah hal tersebut sudah optimal?

Tahun 2019 ini menjadi musim yang jauh lebih baik buat tunggal putra Indonesia Jonatan Christie. Paling mudah bisa dilihat dari capaiannya yang bisa meraih dua kali gelar juara di tahun 2019 ini, setelah di tahun 2018 lalu hanya sekali mendapatkan gelar juara, di Asia Games 2018.

Sementara di tahun 2019 ini, dua gelar berhasil pria yang akrab disapa Jojo itu bawa pualng ke Tanah Air. Pertama di New Zealand Open 2019 dan setelahnya di Australia Open.

Capaian dua gelar Jonatan Christie itu juga dilengkapinya dengan keberhasilan menembus BWF World Tour Final 2019 di penghujung tahun. Meski hasilnya kurang maksimal, dengan hanya terhenti di fase babak penyisihan grup.

Bicara mengenai penampilan kurang maksimal, hal itu rasanya cocok untuk menggambarkan Jonatan Christie sepanjang tahun 2019 ini.

Dengan kualitasnya sebagai tunggal putra peringkat enam dunia atau naik lima peringkat dari akhir tahun 2018, Jonatan Christie seharusnya bisa mencatatkan prestasi lebih baik. Paling tidak dirinya bisa menunjukan konsistensi yang lebih.

Sebab dari 20 turnamen yang diikutinya sepanjang tahun 2019 ini, delapan diantaranya harus rela disudahi Jonatan Christie hanya hingga putaran pertama atau kedua.

Selain itu Jonatan Christie juga cukup sering harus tersingkir dari lawan yang secara peringkat ada di bawahnya. Mulai dari Chen Long dan Anders Antonsen yang secara peringkat tak jauh darinya. Termasuk dari tunggal putra yang belum memiliki nama besar, seperti Subhankar Dey, Sai Praneeth hingga Rasmus Gemke.

Hal lain yang bisa membuat capaian Jonatan Christie di tahun 2019 ini kurang bisa dibanggakan lebih adalah bahwa dua gelar yang didapatnya bukan dari kompetisi bulutangkis yang bergengsi tinggi.

Sebab New Zealand Open dan Australia Open hanya berlevel BWF Super 300. Bandingkan misalnya dengan Chen Long di bawahnya. Meski hanya meraih satu gelar, Chen Long mendapatkannya di turnamen French Open 2019 yang berlevel Super 750. Begitpun Axelsen yang bisa mendapatkan gelar dari turnamen level Super 500 India Open.

Maka dari itu maka besar harapan di tahun 2020 mendatang, prestasi yang jauh lebih baik bisa didapatkan Jonatan Christie. Kalaupun belum bisa mengejar Kento Momota, minimal bisa melewati tunggal putra Chinese Taipei, Chou Tien-chen.