APG 2020: Andalkan Nomor Satu Dunia, Bulutangkis Targetkan Enam Emas

Jumat, 3 Januari 2020 18:25 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Tim bulutangkis Indonesia melanjutkan agenda pelatnas menuju ASEAN Para Games (APG) di Hartono Trade Center, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (03/01/20). Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Tim bulutangkis Indonesia melanjutkan agenda pelatnas menuju ASEAN Para Games (APG) di Hartono Trade Center, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (03/01/20).

INDOSPORT.COM - Tim bulutangkis NPC Indonesia menargetkan enam medali emas di ajang ASEAN Para Games (APG) di Filipina, Maret mendatang. Target itu juga sekaligus bakal membawa Indonesia juara umum di cabor tepok bulu.

Pelatih bulutangkis NPC Indonesia, Nurrachman menjelaskan, enam medali emas itu kalkulasi realistis yang bisa dicapai. Hal tersebut berdasarkan perhitungan matang performa atlet dan juga gambaran calon lawan.

"Itu target paling pasti dari kami. Mudah-mudahan saja hasilnya bisa lebih karena ada peluang di beberapa kelas," kata Nurrachman saat berbincang disela pelatnas di Hartono Trade Center (HTC) Sukoharjo, Jumat (03/01/20).

Nur memaparkan, kalkulasi enam emas itu datang dari tunggal putra nomor satu dunia di kelas SU5, Deva Anrimusti. Pemain bulutangkis asal Kuningan, Jawa Barat itu juga turun di nomor ganda putra bersama Hafiz Briliansyah di kelas SU5.

Lalu medali emas juga diharapkan datang dari Leani Ratri Oktila di tunggal putri SL4. Ganda putri, Khalimatus Sadiyah/Leani Ratri (SL3-4 dan SU5). Leani juga turun di ganda campurqn bersama Hari Susanto di kelas SL3-4 dan SU5.

Lantas emas keenam diharapkan datang dari pasangan Fredy Setiawan/Dwiyoko di ganda putra SL3-4.

"Soal persaingan di bulutangkis itu berbeda dengan cabor lain. Masing-masing negara punya keunggulan di tiap kelas. Seperti Thailand unggulan di kelas kursi roda," ungkapnya.

Disinggung mengenai perubahan jadwal APG, Nurrachman menyikapi dengan bijaksana. Dirinya tak menampik mundurnya ajang itu berpengaruh pada mental anak asuhnya.

"Memang anak-anak agak kecewa karena mereka sudah semangat-semangatnya bertanding. Namun kita ambil sisi positif saja untuk semakin mematangkan performa mereka," tegasnya.