3 Fakta Menarik Indonesia Masters, dari Naik Level Hingga Sulitnya Pertahankan Gelar Juara

Senin, 13 Januari 2020 20:44 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
© BWF
Logo Indonesia Masters 2020. Copyright: © BWF
Logo Indonesia Masters 2020.

INDOSPORTCOM - Indonesia Masters akan kembali digulirkan esok hari, Selasa (14/01/20). Berikut beberapa fakta menarik mengenai turnamen bulutangkis BWF Super 500 tersebut.

Setelah gelaran Malaysia Master, rangkaian BWF World Tour 2020 akan dilanjutkan dengan Indonesia Masters pada pekan ini.

Berlangsung di Jakarta, Indonesia Masters jelas menjadi ajang yang tepat untuk pebulutangkis tanah air bisa meraih gelar juara. Terlebih setelah di Malaysia Masters lalu tak ada satupun gelar juara yang jatuh ke pebulutangkis Indonesia.

Sebab di Indonesia Masters ini, terbukti wakil-wakil Tanah Air bisa mendominasi gelar juara dibanding negara-negara lainnya.

Menarik memang menanti seberapa nanti pebultangkis Indonesia bisa meraih sukses di Indonesia Masters. Namun sebelum itu, untuk lebih mengenal mengenai turnamen bulutangkis yang digelar pertama kali di tahun 2010 itu, berikut INDOSPORT rangkumkan tiga fakta mengenai Indonesia Masters.

Naik Level

Seperti disinggung sebelumnya, turnamen bulutangkis Indonesia Masters pertama kali dihelat pada tahun 2010. Namun kala itu status Indonesia Master yang berlangsung di Samarinda masih sebatas turnamen BWF Grand Prix.

Setidaknya status tersebut BWF Grand Prix disandang Indonesia Masters sampai gelaran tahun 2016 di Balikpapan. Baru setelah vakum di tahun 2017, Indonesia Masters naik level menjadi turnamen BWF Super 500 kala kembali digelar di Jakarta tahun 2018.

Selain gelaran Indonesia Masters yang berlevel Super 500 sendiri, sebenarnya ada juga turnamen Indonesia Masters lainnya yang berlevel BWF Super 100 saat ini. Atau yang bernama lengkap Yuzu Indonesia Masters dan akan dihelat pada sekitar akhir tahun nanti.

Dominasi Indonesia

Seperti banyak turnamen bulutangkis lainnya yang dihelat di berbagai negara, di Indonesia Masters ini, dominasi wakil tuan rumah juga begitu terlihat.

Indonesia lewat pebulutangkis di berbagai sektor total telah menyumbangkan 22 gelar juara sejak tahun 2010. Rinciannya, enam gelar juara dari sektor tunggal putra, satu tunggal putri, delapan ganda putra, satu ganda putri dan enam ganda campuran.

Capaian Indonesia, paling dekat hanya bisa diikuti China, yang sejauh ini seudah 11 kali meraih gelar juara Indonesia Masters. Di mana empat di antaranya dari sektor tunggal putri.

Setelah China, berturut ada Jepang dengan tiga gelar, Korea Selatan, Thailand dan India yang kompak dengan dua gelar. Serta Chinese Taipei, Denmark dan Malaysia yang baru sekali meraih gelar juara.

Sulit Pertahankan Gelar

Meski wakil-wakil Tanah Air bisa mendominasi gelar juara di Indonesia Masters ada fakta menarik bahwa jarang sekali ada pebulutangkis Indonesia yang bisa mempertahankan gelar selama ini.

Dari masih berlevel BWF Grand Prix, hanya ada dua pasangan pebulutangkis yang bisa mempertahankan gelar. Yakni pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Bona Septano dan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.

Mohammad Ahsan/Bona Septano melakukannya di dua turnamen awal Indonesia Masters, tahun 2010 dan 2011. Sementara Kevin Sanjaya/Marcus Gideon melakukannya di dua turnamen Indonesia Masters terakhir, tahun 2018 dan 2019.

Dengan dua gelar juaranya itu berarti tahun ini Kevin Sanjaya/Marcus Gideon berpeluang mencatatkan rekor sebagai pebulutangkis pertama yang bisa mencatatkan hattrick di turnamen BWF Super 500 Indonesia Masters.