Evaluasi Tunggal Putra Usai Thailand Masters 2020: Bukti Kesenjangan Kualitas

Sabtu, 25 Januari 2020 12:27 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Shesar Hiren Rhustavito gagal melewati perempatfinal Thailand Masters 2020, membuktikan adanya kesenjangan kualitas di sektor tunggal putra Indonesia. Copyright: © Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Shesar Hiren Rhustavito gagal melewati perempatfinal Thailand Masters 2020, membuktikan adanya kesenjangan kualitas di sektor tunggal putra Indonesia.

INDOSPORT.COM - Shesar Hiren Rhustavito gagal melewati perempatfinal Thailand Master 2020, membuktikan adanya kesenjangan kualitas di sektor tunggal putra Indonesia.

Menjadi satu-satunya tunggal putra Indonesia di turnamen bulutangkis Thailand Masters 2020, Shesar Hiren Rhustavito gagal berbicara banyak. Pebulutangkis berusia 25 tahun itu harus terhenti di babak semifinal setelah kalah dari tunggal putra China, Shi Yuqi, 19-21 dan 15-21.

Namun, jika melihat diawal turnamen berlevel BWF Super 300 itu, Shesar Hiren Rhustavito sebenarnya bisa menjanjikan hasil yang cukup baik. Di putaran pertama, dirinya bisa mengandaskan unggulan kelima, Srikanth Kidambi.

Kemenangan susah payah dalam tiga set yang didapat Shesar Hiren Rhustavito dari wakil India itu dilanjutkannya dengan mengalahkan wakil Jepang, Koki Watanabe, di putaran kedua dalam pertandingan dua set langsung.

Sayangnya, di perempatfinal perjuangan Shesar Hiren Rhustavito akhirnya kandas di tangah Shi Yuqi, yang merupakan unggulan kedua Thailand Masters 2020.

Kesenjangan Kualitas

Buat Shesar Hiren Rhustavito, kekalahan atas Shi Yuqi pada akhirnya memang bisa dikatakan hal yang wajar. Sebab, meski bisa memberikan perlawanan maksimal dalam hasil akhir 19-21 dan 15-21, kualitas dirinya jelas masih tertinggal dari tunggal putra China itu.

Shesar Hiren Rhustavito terlihat jelas kalah segalanya dari Shi Yuqi. Mulai dari permainan di depan net, hingga bola-bola lambung yang justru lebih banyak menguntungkan lawan.

Dalam rally-rally panjang, Shesar Hiren Rhustavito  juga kerap salah mengambil keputusan. termasuk dalam kondisi poin-poin penting. Vito justru dengan mudahnya memberikan poin untuk Shi Yuqi. Dari hasil pertandingan itu, selain kualitas, Shesar Hiren Rhustavito  memang terlihat kalah mental dari Shi Yuqi. 

Dengan usia yang sudah tak terhitung muda lagi sebagai pebulutangkis, 25 tahun, kualitas dan mental Shesar Hiren Rhustavito pada akhirnya menjadi pekerjaan rumah besar untuk PBSI. Sebab, bahkan di turnamen yang hanya di level Super 300 seperti Thailand Masters 2020, Indonesia belum bisa berprestasi tanpa kehadiran Jonatan Christie dan Anthony Ginting.

Maka dari itu, jika dilihat secara luas, kegagalan di Thailand Masters 2020, pada akhirnya bukan hanya menjadi tanggung jawab Shesar Hiren Rhustavito seorang diri, tapi juga tanggung jawab PBSI sebagai pembina bakat-bakat terbaik di bulutangkis Indonesia.