In-depth

Evaluasi Tim Putri Indonesia di Badminton Asia Team Championships 2020

Jumat, 14 Februari 2020 18:04 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Badminton Indonesia
Evaluasi Tim Putri Indonesia di Badminton Asia Team Championships 2020 Copyright: © Badminton Indonesia
Evaluasi Tim Putri Indonesia di Badminton Asia Team Championships 2020

INDOSPORT.COM - Berikut evaluasi tim bulutangkis putri Indonesia pasca kekalahan di babak perempatfinal Badminton Asia Team Championships 2020.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Rizal Memorial Coliseum, Manila, Filipina pada Jumat (14/02/20) pagi tersebut, tim putri Indonesia harus menelan kekalahan menyakitkan dari tim putri Jepang dengan skor telak 0-3.

Pebulutangkis Gregoria Mariska yang turun lebih dulu di partai pertama, gagal menyumbang poin untuk Indonesia setelah takluk dalam pertandingan straight games (9-21,15-21) kontra Akane Yamaguchi.

Tim putri Indonesia juga gagal menyamakan kedudukan setelah pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga takluk dalam pertandingan straight game (19-21,15-21) dari pasangan Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota. 

Hingga akhirnya kekalahan tunggal putri, Ruselli Hartawan dari Sayaka Takahashi (13-21,14-21) dalam pertandingan ketiga langsung menyudahi perjalanan tim putri Indonesia di turnamen Badminton Asia Team Championships 2020.

Dengan hasil tersebut, maka tim bulutangkis putri Indonesia gagal mengulangi capaian di ajang Badminton Asia Team Championships tahun 2018 lalu yang berhasil melangkah hingga semifinal.

Pasca kekalahan telak di Badminton Asia Championship 2020, terdapat beberapa evaluasi dan catatan penting yang wajib diperbaiki dalam event bulutangkis selanjutnya.

Berikut INDOSPORT coba merangkum dan mengulas, evaluasi tim bulutangkis Putri Indonesia pasca kekalahan di ajang Badminton Asia Team Championships 2020.

1. Kurang Mental Pemenang
Meski tampil dengan pemain muda, namun tim putri Indonesia gagal bermain lepas dan banyak melakukan kesalahan sendiri hingga akhirnya menelan kekalahan di tiap set.

Jepang sejatinya juga turun dengan beberapa pebulutangkis muda, seperti Akane Yamaguchi yang menjadi penampil pertama, baru berusia 22 tahun atau selisih dua tahun lebih tua dari Gregoria Mariska Tunjung.

Namun meski jarak usia Gregoria Mariska Tunjung dan Akane Yamaguchi sangat dekat, tunggal putri Jepang ini berhasil memimpin pertandingan hingga menang dalam dua set langsung.

Salah satu faktor kemenangan Akane Yamaguchi adalah mentang juara, serta pengalamannya yang kerap kali tampil di final sehingga mampu melawan berbagai tekanan di lapangan. 

Walau masih berusia 22 tahun, namun Akane Yamaguchi pernah mencapai peringkat 1 BWF pada 19 April 2018 silam, dan kini ia tertahan di tiga besar peringkat dunia BWF.

2. Kualitas Masih Kalah Jauh dari Jepang
Tidak jauh berbeda dengan evaluasi pertama, kekalahan tunggal putri Indonesia dari Jepang memang disebabkan oleh kualitas tunggal putri Tanah Air yang belum bisa mencapai puncak seperti era Susi Susanti.

Bahkan pada dua hasil tunggal putri hari ini, masing-masing skor akhir wakil Indonesia tidak ada yang melebihi 15 angka. Sebuah catatan yang wajib diperhatikan PBSI sebab dalam 10 tahun terakhir, bulutangkis Jepang alami meningkatkan.

Padahal pada piala Uber 1990 silam, tim putri Indonesia pernah dua kali mengalahkan Jepang dengan skor telak 5-0. Pertama pada babak penyisihan grup serta perebutan tempat ketiga.

3. Salah Strategi
Induk bulutangkis Indonesia (PBSI), juga ikut bersalah dalam kekalahan telak tim putri Indonesia pada ajang Badminton Asia Team Championships 2020.

Pasalnya PBSI terbilang salah strategi dalam menurunkan skuat terbaiknya di BATC 2020, bahkan terlihat tidak terlalu mementingkan ajang bulutangkis dua tahunan ini dan terlalu fokus di putaran final Piala Thomas dan Uber 2020.

"Kami kesini ada dua misi, pertama mau membawa tim lolos ke putaran final Piala Thomas dan Uber 2020. Kedua, kami ingin memberikan kesempatan dan tambahan poin untuk mematangkan persiapan ke olimpiade. Jadi memang ada beberapa pertimbangan dalam penurunan pemain," ucap Budiharto selaku Chef de Mission tim Indonesia di BATC 2020, dilansir dari laman badmintonindonesia.org.

Dengan tidak maksimalnya para pemain putri Indonesia yang tampil di Badminton Asia Team Championships 2020, tidak heran jika putri Indonesia hanya berhasil melangkah ke babak penyisihan grup.