Tunggal Putra Malaysia Blak-blakan soal Masa Paling Kelam dalam Kariernya

Selasa, 7 April 2020 18:10 WIB
Penulis: Mohammad Khalid Syihabuddin | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Luis Veniegra/SOPA Images/LightRocket via Getty Images
Tunggal Putra Malaysia, Liew Daren blak-blakan mengenai masa paling kelam selama karier menjadi pebulutangkis profesional. Copyright: © Luis Veniegra/SOPA Images/LightRocket via Getty Images
Tunggal Putra Malaysia, Liew Daren blak-blakan mengenai masa paling kelam selama karier menjadi pebulutangkis profesional.

INDOSPORT.COM - Tunggal Putra Malaysia, Liew Daren blak-blakan mengenai masa paling kelam selama karier menjadi pebulutangkis profesional.

Shuttler Liew Daren merupakan pebulutangkis tunggal putra yang mewakili Malaysia dalam kejuaraan Piala Thomas yang dilaksanakan di India tahun 2014 lalu.

Saat itu tim tunggal putra yang diwakili Daren berhasil menembus final Piala Thomas dan bertemu dengan perwakilan dari Jepang, Takuma Ueda.

Sayangnya, Liew Daren harus gagal mendapatkan gelar juara yang sudah dinantikan dari tahun 1992 lalu oleh publik Malaysia.

Malaysia harus kalah dengan skor 12-21,21-18, 17-21 dari Jepang. Pada pertandingan itu suasana sangat mencekam dan berjalan kurang lebih hampir lima jam.

Pertandingan final tersebut sempat menjadi angin segar untuk Daren. Pasalnya pada babak kedua ia berhasil menyamakan kedudukan.

Namun, Takuma Ueda menyelesaikan pertandingan final tersebut dan mendapatkan trofi pertama kalinya sejak kompetisi pada tahun 1949 silam.

Seperti yang dilansir The Star, inilah momen kelam Daren selama berkarier sebagai pebulutangkis profesional yang mewakili Malaysia di ajang Piala Thomas.

“Saya tidak bisa menahan air mata begitu saya meninggalkan ruang ganti. Saya benar-benar hancur oleh kekalahan itu,” kenang Daren.

Saat pertandingan kedua, Daren merasa bahwa ia bisa melakukan comeback dan membanggakan negara, tim dan dirinya sendiri.

“Saya merasa bisa menang setelah melakukan comeback di pertandingan kedua dan saya ingin menang sangat banyak untuk negara, tim dan saya sendiri,” tambahnya.

Namun pada akhirnya ia merasa mengecewakan banyak orang yang sudah berharap banyak kepada dirinya untuk bisa membawa pulang gelar juara Piala Thomas.

“Tapi pada akhirnya aku hancur dan mengecewakan semua orang. Kembali di ruang ganti, tidak ada yang berbicara. Tidak ada percakapan. Semua orang terlalu sedih untuk mengatakan apapun,” ungkapnya.

Daren juga mengataklan bahwasannya butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa kembali dari rasa kecewa yang ia alami dalam kompetisi tersebut.

“Saya tidak punya nafsu makan selama beberapa hari berikutnya dan itu menghantui saya selama berbulan-bulan,” kata Daren.

Namun setelah mengalami kekecewaan yang sangat mendalam, Daren selaku pebulutangkis profesional akhirnya bangkit dari keterpurukan dan alhasil pada tahun 2018 lalu ia menembus semifinal kejuaraan dunia di Nanjing, China.

Dengan kekalahannya saat Piala Thomas melawan Jepang, ia hanya meraih medali perunggu dan menjadikannya peraih medali Malaysia ketiga dalam sejarah kejuaraan dunia seteleh Lee Chong Wei dan Wong Choong Wei.