Pernah Tertangkap Judi Bareng Momota, Eks Pebulutangkis Jepang Sindir Keras Tunggal Putra Indonesia

Sabtu, 11 April 2020 17:20 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Lanjar Wiratri
© MARWAN NAAMANI/AFP/Getty Images
Mantan partner judi Kento Momota, Kenichi Tago, rupanya pernah melayangkan sindiran keras ke atlet tunggal putra bulutangkis Indonesia. Copyright: © MARWAN NAAMANI/AFP/Getty Images
Mantan partner judi Kento Momota, Kenichi Tago, rupanya pernah melayangkan sindiran keras ke atlet tunggal putra bulutangkis Indonesia.

INDOSPORT.COM – Mantan partner judi Kento Momota, Kenichi Tago, rupanya pernah melayangkan sindiran keras ke atlet tunggal putra bulutangkis Indonesia.

Tunggal putra Indonesia sempat mengalami masa-masa kelam. Semenjak Taufik Hidayat pensiun di tahun 2013, nomor tersebut selalu pulang tanpa gelar di sejumlah turnamen internasional.

Indonesia dicap gagal melakukan regenerasi untuk meneruskan sihir Taufik Hidayat. Namun, atlet yang digadang-gadang, seperti Simon Santoso, Dionysius Hayom Rumbaka hingga Tommy Sugiarto, acap tampil buruk di beberapa gelaran turnamen penting.

Sementara itu, bintang muda seperti Jonathan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Shesar Hiren Rhustavito, yang berangkat dari kalangan junior belum menunjukkan tajinya.

Situasi ini rupanya sempat menjadi sorotan mantan tunggal putra asal Jepang, Kenichi Tago, yang pernah jadi ujung tombakk tim Jepang saat merebut Pial Thomas pertama kali, 2014 silam di New Delhi.

“Belum ada pemain muda yang menonjol sekali. Dominasi masih ada di senior, karena mereka yang lebih banyak menguasai juara di level super series. Yang muda harus berusaha lebih keras untuk bisa tampil lebih menonjol. Hal ini berlaku untuk para pebulutangkis muda Indonesia saat ini,” kata Tago pada 2014 silam.

Bisa dipahami sindiran Tago terhadap tunggal putra cukup beralasan. Pasalnya, Indonesia memiliki sejarah pernah memegang juara bulutangkis. Di Indonesia, hanya para juara yang akan dikenal dan dikenang.

Dengan kompetisi antar atlet yang begitu ketat di Indonesia, Tago pun berpendapat bahwa seharusnya para pemain muda bisa mengikuti jejak dan semangat para pemain senior. Jangan hanya puas mencapai babak perempatfinal dan semifinal saja, namun sebisa mungkin mengejar gelar juara atau medali emas.

“Para pemain muda ini harus memiliki keinginan lebih besar untuk meneruskan tradisi itu,” tutur Tago yang pernah bergabung dengan klub bulutangkis Malaysia, Pelating Jaya Malaysia.

Sindiran tersebut agaknya menjadi lecutan bagi pemain muda Indonesia. Puncaknya, tunggal putra muda Indonesia, Jonathan Christie berhasil meraih medali emas dengan menaklukkan Chou Tien Chen di final Asian Games 2018, di Istora Senayan, Jakarta, 2018 lalu

Kemenangan Jonathan Christie (Jojo) ini memberi angin segar bagi kebangkitan bulutangkis Indonesia di nomor tunggal putra. Sejak saat itu, Jojo dan rekannya Anthony Sinisuka Ginting secara bergantian kerap memenangkan turnamen internasional.

Peringkat Jojo dan Anthony di rangking dunia BWF pun mengalami perbaikan dari mulanya keluar dari 10 besar kini berada di urutan 7 dan 6 masing-masing.

Tidak hanya bersaing satu sama lain, Jojo dan Ginting juga secara bergantian menjadi pesaing berat tunggal putra no.1 dunia, Kento Momota.

Sekadar informasi, Kenichi Tago dan Kento Momota pernah tersandung kasus perjudian ilegal yang membuat mereka dijatuhi sanksi larangan bermain. Kento Momota tetap bermain untuk timnas Jepang, sedangkan Kenichi Tago memilih hengkang dan hijrah ke Malaysia.

Kabar terkini dari Kenichi Tago sejak dirinya pensiyn menyebutkan kalau ia dipercaya bergabung dengan tim kepelatihan Timnas Inggris yang tampil di ajang Piala Sudirman 2019.