Taufik Hidayat dan Para Atlet Badminton Indonesia yang Kuasai Dunia di Era 2000-an

Minggu, 12 April 2020 16:30 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Lanjar Wiratri
© INDOSPORT
Para Atlet Badminton Indonesia yang Mampu Kuasai Dunia di Era 2000-an Copyright: © INDOSPORT
Para Atlet Badminton Indonesia yang Mampu Kuasai Dunia di Era 2000-an

INDOSPORT.COM - Taufik Hidayat dan para atlet badminton Indonesia lain yang mampu menguasai kejuaraan dunia pada era 2000-an.

Dalam beberapa tahun terakhir, panggung badminton dunia memang dikuasai China bahkan 10 tahun ke belakang selalu ada pebulutangkis asal negeri Tirai Bambu yang bercokol di puncak ranking BWF.

Meski begitu, tetap ada wakil Indonesia yang mampu merusak dominasi China seperti ganda putra lewat duet Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Kedua ganda putra tersebut bisa dibilang andalan Indonesia di ajang badminton saat ini, sebab jika dibandingkan dengan nomor lain, hanya Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan yang bisa bertengger di peringkat satu hingga dua ranking BWF.

Walau kesulitan merusak dominasi China di dunia badminton, namun beberapa atlet Tanah Air pada era 2000-an sejatinya pernah meraih kejayaan di bulutangkis internasional bahkan menjadi juara dunia.

Salah satu yang terkenal adalah Taufik Hidayat, tunggal putra kelahiran Bandung tersebut berhasil meraih kejayaan di usia yang sangat relatif muda yakni 18 tahun.

Dalam usia tersebut, dirinya sudah mampu meraih medali emas di ajang SEA Games, bahkan saat menginjak usia 21 tahun dirinya berhasil merengkuh emas Asian Games.

Pada saat itu, tepatnya tahun 2002, nama Taufik Hidayat menjadi ikon badminton Indonesia serta unggulan Tanah Air dalam berbagai kejuaraan internasional. 

Puncaknya, Taufik Hidayat berhasil menjuarai Olimpiade 2004 dan Kejuaraan Dunia 2005 sehingga membuat dirinya bertengger di peringkat satu ranking BWF.

Tidak cuma Taufik Hidayat, masih ada beberapa pebulutangkis Indonesia lain yang bisa bersinar dan mencapai puncak karir di era 2000-an. Lebih lengkapnya, berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulasnya.

Hendrawan

© Badminton Planet
Lee Chong Wei bersama Hendrawan Copyright: Badminton PlanetLee Chong Wei bersama Hendrawan

Nama pertama adalah Hendrawan, tunggal putra kelahiran Malang tersebut pernah menjadi tumpuan Indonesia di ajang badminton internasional sepanjang tahun 1998 hingga 2000 silam.

Hendrawan berhasil mencuri perhatian saat sukses melangkah ke partai final Olimpiade Sydney tahun 2000, meski kalah di laga puncak namun permainan Hendrawan menjadi daya tarik tersendiri.

Bahkan di tahun berikutnya, Hendrawan mampu menjuarai Kejuaraan Dunia dan menjadi bagian skuat Indonesia untuk merengkuh gelar Thomas Cup pada 1998, 2000 dan 2002.

Tony Gunawan

© Wally Skalij/Los Angeles Times via Getty Images
Tony Gunawan Copyright: Wally Skalij/Los Angeles Times via Getty ImagesTony Gunawan

Dari nomor ganda putra, sebelum era Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan terdapat pasangan asal Indonesia yang cukup disegani yakni Tony Gunawan/Candra Wijaya. Namun yang paling menonjol adalah sosok Tony Gunawan.

Pebulutangkis kelahiran asal Surabaya tersebut berhasil menjadi juara dengan dua pasangan berbeda, yakni All England edisi 1999 serta medali emas Olimpiade 2000 ketika bersama Candra Wijaya. 

Setahun kemudian, Tony Gunawan mampu menjadi juara dunia saat berpasangan dengan Halim Haryanto sekaligus gelar terakhir yang ia persembahkan untuk Indonesia. Lantaran setahun kemudian, dia berpindah membela Amerika Serikat.

Nova Widianto

© Ezra Shaw/Getty Images
Campuran Ganda Indonesia meraih medali perak Nova Widianto dan Liliyana pada Olimpiade Beijing, (17082008) di Beijing, Cina. Copyright: Ezra Shaw/Getty ImagesCampuran Ganda Indonesia meraih medali perak Nova Widianto dan Liliyana pada Olimpiade Beijing, 2008 di  China.

Berikutnya ada Nova Widianto, yang menjadi unggulan dari nomor ganda campuran. Bersama Liliyana, dirinya mampu memenangi dua medali emas Kejuaraan Dunia pada 2005 dan 2007.

Meski gagal meraih medali emas di Olimpiade 2008, namun pasangan Nova Widianto/Liliyana Natsir menjadi kekuatan Indonesia di sektor ganda campuran saat itu, bahkan sempat bertengger di peringkat pertama BWF pada 2008.