In-depth

Big Four Kings Tunggal Putra Legendaris Dunia, Siapa Paling Superior?

Jumat, 17 April 2020 17:42 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Prestasi serta sengitnya pertarungan empat pebulutangkis besar dunia Lin Dan, Lee Chong Wei, Taufik Hidayat, dan Peter Gade membuat mereka terus dibandingkan dan dikenang.

Di era bulutangkis saat ini siapa yang tak kenal dengan kehebatan Kento Momota. Pebulutangkis top Jepang yang merajai ranking 1 dunia dan merebut banyak gelar bergengsi super series dalam dua tahun terakhir. 

Kehebatan Kento Momota diikuti oleh tunggal putra-tunggal putra ternama dunia lainnya seperti Viktor Axelsen, Chou Tien Chen, Shi Yuqi, sampai Anthony Ginting.  

Persaingan mereka pun mengingatkan kita terhadap legenda besar tunggal putra bulutangkis dunia di masa silam. 

Para pecinta bulutangkis pasti pernah mendengar sebutan 'Big Four Kings' di sektor tunggal putra saat Taufik Hidayat, Lee Chong Wei, Lin Dan, dan Peter Gade menguasai sektor tersebut dalam waktu yang lama.

Ya, sedikit berbeda dengan era saat ini, keempat pebulutangkis dunia di masa lalu itu secara bergantian menempati ranking satu dunia dan saling merebut banyak gelar-gelar bergengsi. 

© Twitter/@petergade_off
Caption Copyright: Twitter/@petergade_offBig Four King berkumpul dalam sebuah acara. 

Persaingan keempatnya dalam 10 tahun mampu menghibur pecinta bulutangkis dunia. Lin Dan sendiri dianggap sebagai yang terbaik di antara keempatnya. 

Namun anggapan ini masih penuh perdebatan. Siapa sebetulnya yang paling superior di antara keempatnya?

Lee Chong Wei

© Fourthofficial
Selebrasi Lee Chong Wei. Copyright: FourthofficialSelebrasi Lee Chong Wei.

Lee Chong Wei yang lahir pada 21 Oktober 1982 merupakan legenda tunggal putra bulutangkis asal Malaysia. Sama seperti Lin Dan, Lee Chong Wei juga memiliki karier yang panjang. 

Kehebatan Lee Chong Wei mulai benar-benar diakui pada pertengahan tahun 2000-an. Kala itu, ia sanggup mematahkan dominasi Taufik Hidayat yang baru menjuarai Olimpiade 2004 serta Peter Gade. 

Lee Chong Wei  dengan gemilang terus merangsek ke ranking satu dunia dengan deretan gelar individu selama kurun 2005-2007. Bahkan, ia memegang rekor sebagai pemegang ranking satu dunia terlama sepanjang sejarah bulutangkis, yakni  348 pekan.

Setelah performa Peter Gade dan Taufik Hidayat menurun, Lee Chong Wei bersaing langsung dengan pebulutangkis berbakat asal China, Lin Dan. Persaingan keduanya pun sangat sengit dan melegenda. 

Sepanjang kariernya, Lee Chong Wei sudah merebut hampir semua kejuaraan individu kecuali Olimpiade. Karier Lee Chong Wei terbilang panjang karena ia baru pensiun pada 2019 (usia 37 tahun).

Walau begitu,  kariernya sudah mulai meredup pada 2016 karena terus dirongrong pebulutangkis muda seperti Shi Yuqi, Chen Long, dan Viktor Axelsen. Sepanjang karier, Lee Chong Wei mencatatkan 713 menang dan 135 kalah. 

Lin Dan

© Chinadaily
Pebulutangkis legendaris asal China, Lin Dan. Copyright: ChinadailyPebulutangkis legendaris asal China, Lin Dan.

Lin Dan yang lahir pada Oktober 1983 merupakan pebulutangkis paling berprestasi di antara The BIg Four tunggal putra dunia. Bagaimana tidak, ia memegang rekor sebagai pebulutangkis dengan gelar juara terbanyak yakni 66. 

Semua gelar tertinggi pernah digapainya termasuk dua gelar Olimpiade, lima kali juara dunia, All England, dan kejuaraan beregu. Cuma Lee Chong Wei yang mampu menandingi pencapaiannya dalam hal jumlah gelar. 

Lin Dan memulai persaingannya di jalur elite pada 2001 saat berhasil tembus ke final Asian Badminton Championship. Namun sampai 2003, Lin Dan belum benar-benar bisa mendominasi lantaran tersingkir di turnamen-turnamen nomor satu seperti All England dan Indonesian Open. 

Akan tetapi, ia beberapa kali meraih gelar-gelar yang tak kalah penting seperti Denmark Open, Hong Kong Open, dan China Open. 

Barulah di tahun 2004 namanya betul-betul menggema. DI awal tahun ini Lin Dan sukses merangsek ke rangking satu dunia. Lin Dan sukses merebut gelar All England pertamanya saat mengalahkan Peter Gade.  

Lin Dan masih bersaing dengan Taufik Hidayat dan Peter Gade dalam memperebutkan ranking satu dunia. Namun di 2004 ia tersingkir pada babak-babak awal Olimpiade Athena di mana Taufik Hidayat keluar sebagai juara. 

Lin Dan dan Lee Chong Wei segera jadi ancaman serius bagi Taufik Hidayat dan Peter Gade yang lebih dulu sukses dan ada di ranking satu dunia. 

Dari tahun 2005 sampai sewindu kemudian, Lin Dan dan Lee Chong Wei seakan berada dalam level persaingan yang berbeda. Sepanjang karier, Lin Dan memiliki rekor 665 kemenangan dan 128 kalah. 

Peter Gade

© Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Caption Copyright: Ratno Prasetyo/INDOSPORTPeter Gade

Sebagai yang paling senior di antara keempatnya, Peter Gade meraih kesuksesan di masa-masa lebih awal. Pebulutangkis asal Denmark ini sudah merebut ranking satu dunia pada 1997. 

Kehebatan Peter Gade mulai terlihat pada tahun 1997 saat ia menjadi tunggal terbaik dengan tiga gelar individu dan tiga kali runner-up. 

Berganti-gantian dengan Hendrawan dan sejumlah pebulutangkis China, Peter Gade merebut medali emas kejuaraan individu. Pencapaian terbaik pertamanya mungkin adalah saat merebut gelar juara All England pada 1999 usai mengalahkan Taufik Hidayat muda di babak final. 

Setelah itu prestasi Peter Gade masih cukup dominan di tahun 2000 sebelum akhirnya meredup drastis di 2002-2006 karena kalah saing dari Lin Dan, Lee Chong Wei, dan bahkan Kenneth Jonassen. Sepanjang kariernya, pebulutangkis kelahiran 14 Desember 1976 ini mencatatkan 517 kemenangan dan 155 kalah. 

Taufik Hidayat

© INDOSPORT
Legenda bulutangkis, Taufik Hidayat Copyright: INDOSPORTLegenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat.

Taufik Hidayat adalah anggota The Big Four yang berasal dari Indonesia. Pemain kelahiran 10 Agustus 1981 ini bersama dengan Lin Dan pernah meraih medali emas Olimpiade.

Emas Olimpiade Taufik Hidayat diraih pada tahun 2004 di Athena, Yunani. Ini menjadi prestasi terbaik Taufik Hidayat sepanjang kariernya. 

Berbeda dengan ketiga rivalnya di The Big Four, Taufik Hidayat lebih dulu meraih kesuksesan di usia sangat muda. Pada usia 19 tahun Taufik Hidayat sudah tembus final All England (1999) walau harus kalah dari Peter Gade di final. 

Capaian serupa diraihnya pada 2000 ketika lagi-lagi harus menjadi runner-up di All England. Sampai usia 20 tahun, Taufik Hidayat sudah dua kali main di final All England. 

Tak cuma itu, di usia masih 19 tahun Taufik Hidayat sudah berada di ranking satu dunia menyisihkan pebulutangkis yang lebih senior macam Hendrawan dan Peter Gade. 

Puncak karier Taufik Hidayat terbentang dari tahun 2000-2005 kala ia mampu merebut berbagai gelar juara seperti Indonesian Open (6 kali), Malaysia Open, Singapura Open, dll. 

Sayang, prestasi Taufik Hidayat seperti tenggelam ketika melewati usia 26 tahun. Taufik Hidayat terus tersisih setelah kehadiran Lee Chong Wei dan Lin Dan. 

Kegagalan Taufik Hidayat meraih gelar China Open dan All England membuatnya inferior di hadapan Lee Chong Wei dan Lin Dan. Beruntung, ia sempat meraih gelar juara Olimpiade 2004 yang dianggap sebagai pembeda Taufik di banding yang lain.

Selain itu, pecinta bulutangkis dunia juga masih ingat momen dramatis ketika Taufik Hidayat menghancurkan Lin Dan di final Asian Games 2006.

Pebulutangkis yang terkenal dengan backhand smash ini mencatatkan 413 kemenangan dan 138 kekalahan sepanjang kariernya. 

1