Olimpiade 1972, Ketika Dua Emas Bulutangkis Indonesia Tak Dianggap

Selasa, 21 April 2020 05:00 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Coro Mountana
© allenglandbadminton
Legenda Bulutangkis, Rudy Hartono dalam salah satu aksinya. Copyright: © allenglandbadminton
Legenda Bulutangkis, Rudy Hartono dalam salah satu aksinya.

INDOSPORT.COM – Di Olimpiade 1972, Indonesia berhasil meraih medali emas lewat cabang olah raga bulutangkis, yang sayangnya tak dianggap atau masuk dalam catatan sejarah.

Bicara mengenai sejarah panjang capaian medali emas Indonesia di ajang Olimpiade, tentu tak lepas dari raihan pebulutangkis tuggal putri Susi Susanti di Tahun 1992.

Capaian juara Susi Susanti di Barcelona tahun 1992 itulah yang selama ini selalu kita kenang sebagai raihan medali emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade. Tidak salah memang, karena secara resmi faktanya memang demikian adanya.

Namun ada satu hal yang harusnya tak juga dilupakan, jauh sebelum akhirnya Susi Susanti bisa menyumbangkan medali emas Olimpiade pertama buat Indonesia, ada pebulutangkis lainnya Rudy Hartono yang sebenarnya juga bisa melakukan hal serupa.

20 tahun sebelum Susi Susanti meraih juara di Barcelona, Rudy Hartono sudah muncul sebagai perah medali emas dari cabang bulutangkis sektor tunggal putra di Olimpiade 1972 di Munich, Jerman. Saat itu Rudy Hartono menjadi yang terbaik dengan mengalahkan tunggal putra legendaris Denmark, Svend Pri di final.

© YONEX Scandinavia
Svend Pri legenda bulutangkis Denmark Copyright: YONEX ScandinaviaSvend Pri legenda bulutangkis Denmark

Bahkan Rudy Hartono tak sendiri, sebab kala itu di sektor ganda putra, Ade Chandra/Christian Hadinata juga mampu menjadi yang terbaik setelah megalahkan pasangan Malaysia, Ngo Boon Bee/Punch Gunalan.

Capaian tertinggi mereka, juga dilengkapi pasangan Christian Hadinata/Utami Dewi yang bisa menembus babak semifinal sektor ganda campuran atau artinya bisa mendapatkan medali perunggu.

Namun seperti yang disinggung di atas, capain pahlawan olahraga bangsa Indonesia itu tak tercatat dalam sejarah Olimpiade. Lantaran status bulutangkis saat itu belum merupakan olahraga resmi di Olimpiade dan hanya dimainkan dalam status demonstration sports.

Setelah Olimpaide 1972 itu, Bulutangkis sendiri tak lagi terlihat di tiga gelaran Olimpiade berikutnya. Baru di tahun 1988, dalam Olimpiade di kota Seoul, bulutangkis embali muncul. Kendati masih dengan status tidak resmi atau exhibition kala itu.

Saat itu juga di Olimpiade Seoul 1988, Indonesia hanya bisa meraih medali perak, lewat Icuk Sugiarto di sektor tunggal putra. Baru setelahnya, seperti diketahui bersama, bulutangkis akhirnya diakui sebagai olah raga resmi di Olimpiade Barcelona 1992, status yang terus bertahan hingga saat ini.

1