In-depth

Kisah PB Djarum, Harumkan Bulutangkis Indonesia Sampai Ribut dengan KPAI

Selasa, 28 April 2020 19:44 WIB
Editor: Coro Mountana
© INDOSPORT
Kisah PB Djarum, Harumkan Bulutangkis Indonesia Sampai Ribut dengan KPAI. Copyright: © INDOSPORT
Kisah PB Djarum, Harumkan Bulutangkis Indonesia Sampai Ribut dengan KPAI.

INDOSPORT.COM – Tepat hari ini, 28 April, 51 tahun lalu, lahirlah PB Djarum yang sukses mengharumkan bulutangkis Indonesia hingga akhirnya ribut dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia).

Perkumpulan Bulutangkis Djarum atau yang kita kenal dengan PB Djarum lahir pada 1969 lalu. Perkumpulan itu awalnya didirikan hanya sebagai kegiatan penyalur hobi bagi karyawan pabrik rokok Djarum di Kudus saja.

Namun lambat laun, banyak juga pemain luar yang ikut bertanding sehingga melahirkan konsep pembinaan Djarum. Sejak saat itu juga, dimulai juga pembinaan Djarum dalam menyumbang pemain nasional dimulai.

Berkat kecintaan Robert Budi Hartono selaku CEO PT Djarum saat itu pada bulutangkis serta tingginya kegemaran karyawan, membuat tempat melinting rokok di Kudus pun diubah menjadi lapangan olahraga tepok bulu itu.

Dari sanalah, banyak bakat-bakat muda terasah seperti Liem Swie King hingga Kevin Sanjaya yang sukses mengharumkan bulutangkis Indonesia. Akan tetapi pertikaian dengan KPAI membuat PB Djarum pun menghentikan kegiatan pebulutangkis muda.

Untuk merayakan hari ulang tahun ke-51, berikut INDOSPORT rangkumkan kisah perjalanan PB Djarum dari mengharumkan bulutangkis Indonesia hingga ribut dengan KPAI.

Kisah Perjalanan PB Djarum

Semua kisah indah itu berawal dari tahun 1969 ketika para karyawan Djarum mulai berlatih bulutangkis secara rutin di tempat pelintingan rokok. Tempat tersebut pun disulap menjadi wadah pembinaan pebulutangkis muda.

Hasilnya pada 1972, PB Djarum sukses melahirkan pebulutangkis pertama yang juara di tingkat nasional pada tunggal putra junior Piala Munadi atas nama Liem Swie King. Tak disangka tempaan yang diterima Liem Swie King selama bersama PB Djarum sukses menciptakan sejarah.

Liem Swie King sukses menjadi pemain PB Djarum pertama yang juara All England edisi 1978. Sejatinya 2 tahun sebelumnya, Liem Swie King punya kesempatan juara All England, namun sayang dikandaskan di partai puncak oleh Rudy Hartono.

© allenglandbadminton
Legenda Bulutangkis, Rudy Hartono. Copyright: allenglandbadmintonLegenda Bulutangkis, Rudy Hartono.

Gelar di tahun 1978 ternyata menjadi awal karena Liem Swie King sukses juara All England sebanyak dua kali lagi pada 1979 dan 1981. Tak hanya mampu menciptakan Liem Swie King, PB Djarum juga sukses memproduksi banyak pebulutangkis handal lainnya.

Bahkan dalam gelar Thomas Cup yang direbut Indonesia pada 1984, ternyata tujuh dari delapan anggota tim berasal dari PB Djarum. Suksesnya PB Djarum Kudus membuat mereka membuka cabang di berbagai daerah termasuk Jakarta.

Selepas itu berbagai gelar All England berhasil diraih oleh atlet jebolan PB Djarum dari masa ke masa. Mulai dari Ardy B. Wiranata, Hariyanto Arbi, Alan Budi Kusuma, Sigit Budiarto, hingga Candra Wijaya. Tak hanya itu, Olimpiade pun sukses dimenangkan oleh atlet PB Djarum.

© Bob Thomas/Getty Images
Alan Budikusuma saat meraih medali emas Olimpiade 1992 di Barcelona. Copyright: Bob Thomas/Getty ImagesAlan Budikusuma saat meraih medali emas Olimpiade 1992 di Barcelona.

Kisah manis tersebut sayangnya harus berakhir pada tahun lalu ketika KPAI menuduh PB Djarum melakukan eksploitasi anak. Hal itulah yang membuat PB Djarum menghentikan audisi pencarian bakat pebulutangkis muda mulai tahun 2020.

Meski sudah tidak lagi aktif melakukan audisi umum, tetap saja PB Djarum akan selalu dikenal sebagai pabrik penghasil pebulutangkis berbakat untuk Indonesia, selamat ulang tahun.