Fajar Alfian Masih Kecewa Kalah dari Kevin/Marcus di Asian Games

Minggu, 10 Mei 2020 13:23 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Lanjar Wiratri
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Kevin Sanjaya/Markus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ajang Asian Games 2018 Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Kevin Sanjaya/Markus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ajang Asian Games 2018

INDOSPORT.COM – Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian, mengaku masih kecewa karena kalah dari rekan senegaranya, Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon, di Asian Games 2018. Ini membuat Fajar Alfian dan Rian Ardianto gagal menggondol medali emas di turnamen tersebut.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pernah mengejutkan para pecinta bulutangkis saat dirinya melaju dengan mulus di ajang Asian Games Jakarta-Palembang pada 2018 silam.

Berbicara saat siaran langsung di Instagram bersama @badminton.ina, Fajar Alfian mengaku tidak menyangka pencapaian itu mengingat pesaing dari negara sendiri saja sudah cukup berat.

“Saya bisa ikut Asian Games udah tidak nyangka juga. Waktu itu ada Kevin/Marcus yang sudah pasti ikut dan Ahsan/Hendra juga masuk Pelatnas lagi. Masih ada senior lain juga seperti Berri/Hardi,” kata Fajar Alfian.

“Waktu dikasih tahu enggak menyangka. Saingan di ganda putra memang berat-berat. Jangankan sedunia, satu pelatnas saja sudah berat.”

Namun, Fajar/Rian berhasil melaju hingga akhirnya dipertemukan dengan rekan senegaranya, Kevin/Marcus di babak pamungkas pesta olahraga terbesar se-Asia itu.

Sayang sekali, mereka gagal meraih gelar juara dan medali emas. Fajar/Rian dikalahkan Kevin/Marcus lewat pertarungan sengit secara rubber set dengan skor 21-13, 21-18, 24-22.

“Kalau pribadi kalau bicara target kita benar-benar puas karena enggak diunggulkan di Asian Games di tempat berapa pun. Tapi bisa ke babak final sudah hal luar biasa buat saya, gak nyangka juga. Tapi kalau dilihat di partai finalnya itu momen-momen sangat mengecewakan,” Fajar Alfian mengakui.

Meskipun mengaku kecewa, Namun, Fajar Alfian mau bersikap legowo karena dia  menganggap juara atau tidak juara hanya Tuhan yang mengaturnya.

“Sampai sekarang masih terbayang-bayang, kenapa enggak bisa menyelesaikan. Tapi balik lagi rezeki sudah ada yang mengatur.”