Buntut Pensiun Tontowi, Sony Dwi Kuncoro Bongkar Perlakuan PBSI

Rabu, 20 Mei 2020 18:16 WIB
Penulis: Mohammad Khalid Syihabuddin | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Pebulutangkis asal Indonesia, Sony Dwi Kuncoro memberikan dukungan kepada Tontowi Ahmad dengan membongkar perlakuan PBSI kepada atlet pelatnas. Copyright: © Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Pebulutangkis asal Indonesia, Sony Dwi Kuncoro memberikan dukungan kepada Tontowi Ahmad dengan membongkar perlakuan PBSI kepada atlet pelatnas.

INDOSPORT.COM - Pebulutangkis asal Indonesia, Sony Dwi Kuncoro memberikan dukungan kepada Tontowi Ahmad dengan membongkar perlakuan PBSI kepada atlet pelatnas.

Seperti yang diketahui, Tontowi Ahmad kemaren memutuskan untuk gantung raket alias pensiun dari dunia bulutangkis. Hal ini didasari karena sikap Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang mengubah statusnya sebagai atlet magang pada Desember 2019 lalu.

Melalui akun Instagram pribadi miliknya, Sony membagikan kisah yang serupa dan membongkar semua perlakuan PBSI yang sempat ia alami sebelumnya.

“Menanggapi berita Totowi Ahmad ini saya juga ingin ikut berkomentar. Hampur setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan dalam proses degradasi,” tulis Sony di kolom keterangan foto.

“Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas PBSI dengan cara yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di Pelatnas. Pada waktu itu saya masing rangking 15 dunia,” tambahnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Sonydwikuncoro (@sonydwikuncoro) pada

Sony menjelaskan bahwa dirinya lebih dulu mengetahui mengenai kabar terdegradasi dari media massa, alih-alih para pengurus ataupun jajaran pelatih di Pelatnas.

Lebih parahnya, surat degradasi yang diterima oleh Sony rupanya diberikan kepada dirinya melalui karyawan biasa di PBSI bukan dari para pengurus harian.

Sebelumnya, Tontowi Ahmad telah mengungkapkan kekecewaan terhadap PBSI. Eks parter Liliyana Natsir ini kaget setelah statusnya di Pelatnas PBSI berubah menjadi atlet magang pada Desember 2019 lalu.

Padahal dirinya punya motivasi untuk bermain di level yang lebih tinggi. Sementara status magang dinilainya lebih pantas diemban para pemain junior yang baru bergabung di Pelatnas.

2