Indonesia 'Jajah' Bulutangkis Malaysia, Begini Bantahan Pelatih BAM

Kamis, 21 Mei 2020 14:11 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Arum Kusuma Dewi
© BAM
Pelatih anyar tunggal putri Malaysia, yakni Indra Wijaya membantah kalau Indonesia membuat kerajaan di Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM). Copyright: © BAM
Pelatih anyar tunggal putri Malaysia, yakni Indra Wijaya membantah kalau Indonesia membuat kerajaan di Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM).

INDOSPORT.COM - Pelatih anyar tunggal putri Malaysia, yakni Indra Wijaya membantah kalau Indonesia membuat kerajaan di Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM).

BAM pada Minggu (17/05/20) lalu diketahui membuat pengumuman restrukturisasi pelatih, di mana empat dari lima departemen dipimpin langsung oleh pelatih asal Indonesia.

Empat pelatih asal Indonesia tersebut adalah Hendrawan di sektor tunggal putra, Flandy Limpele di sektor ganda putra, Indra Wijaya di sektor tunggal putri, dan Paulus Firman di sektor ganda campuran.

Dengan adanya empat pelatih bulutangkis Tanah Air di BAM pun banyak yang menyebut kalau Indonesia secara tidak langsung menjajah dunia bulutangkis Malaysia.

Namun hal tersebut dibantah langsung oleh Indra Wijaya yang resmi ditempatkan sebagai pelatih tunggal putri Negeri Jiran, bahkan ia sendiri heran dengan tajuk-tajuk berita yang ada di media Indonesia.

"Ini lucu karena tidak pernah terlintas di pikiran saya sama sekali. Saya terkejut membaca beberapa berita utama dari Indonesia," ujar Indra Wijaya dikutip dari media News Straits Times.

Dituturkan lebih lanjut oleh eks pelatih 46 tahun tersebut dirinya sendiri sudah menghabiskan waktu beberapa tahun di Malaysia, jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan Indonesia menguasai bulutangkis Malaysia.

"Sejujurnya, saya sudah menghabiskan beberapa tahun bekerja dengan Hendrawan (pelatih kepala tunggal putra), dan Paulus Firman (pelatih kepala ganda campuran) juga telah berada di sini selama dua tahun," lanjutnya.

"Ini hanya perombakan (dari susunan kepelatihan nasional). Flandy (Limpele), yang datang untuk memimpin ganda putra, adalah satu-satunya inklusi asing baru," tambahnya.

Terakhir, Indra Wijaya menyebut kalau mereka masing-masing sudah mengetahui apa saja tugasnya dan rasanya tidak tepat sekali jika ada yang mengatakan orang Indonesia menjadi penguasa di BAM.

"Kami masing-masing memiliki tanggung jawab kami dan kami ingin melakukan pekerjaan dengan baik, itu saja. Tidak ada tentang kehadiran orang Indonesia," pungkasnya.

BAM sendiri rencananya baru akan menggelar pelatihan kembali selepas lebaran dan itu pun jika pemerintah Malaysia memberikan kelonggaran karena mereka masih dalam aturan lockdown yang ketat saat ini.