Jadi Tunggal Putri Terbaik Indonesia, Gregoria Mariska Terbeban?

Minggu, 7 Juni 2020 07:20 WIB
Penulis: Elizabeth Ayudya Ratna Rininta | Editor: Prio Hari Kristanto
© Badminton Indonesia
Atlet bulutangkis Indonesia, Gregoria Mariska, merasa sedikit terbebani lantaran dianggap sebagai tunggal putri terbaik. Copyright: © Badminton Indonesia
Atlet bulutangkis Indonesia, Gregoria Mariska, merasa sedikit terbebani lantaran dianggap sebagai tunggal putri terbaik.

INDOSPORT.COM - Atlet bulutangkis Indonesia, Gregoria Mariska, merasa sedikit terbebani lantaran dianggap sebagai tunggal putri terbaik. 

Sebagai salah satu tunggal putri andalan Indonesia, tak heran jika ada banyak yang mengharapkan pebulutangkis Gregoria Mariska segera meraih banyak prestasi untuk Tanah Air.

Banyak yang berharap akan terlahir kembali pebulutangkis tunggal putri tangguh dari Indonesia seperti ketika era Susy Susanti sedang berjaya-jayanya dulu.

Gregoria Mariska mulai masuk pelatnas di tahun 2013 dan berhasil menjadi juara dunia di tingkat junior beberapa tahun lalu.Namun ia belum berhasil melanjutkan prestasinya di leve junior ke level senior. 

Kendati demikian, ia tetap dianggap sebagai tunggal putri terbaik di Indonesia. Gregoria Mariska bahkan memiliki kesempatan lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo yang digelar tahun depan. 

Ia menempati peringkat 15 Race to Tokyo. Sedangkan dua tunggal putri lainnya, Fitriani dan Ruselli Hartawan berada di peringkat 19 dan 22 kualifikasi.

Dalam live bersama instagram PBSI @badminton.ina, Gregoria Mariska membeberkan perasaannya mendapat label sebagai tunggal putri terbaik Indonesia. 

Jorji mengaku sedikit terbebani. Pasalnya, sejauh ini prestasinya di bulutangkis terbilang belum stabil. Padahal, ia tentu ingin memberi yang terbaik untuk Indonesia. 

"Kalau bilang iya, ada juga sih. Karena saya belum layak diharapkan untuk bersaing di level atas karena prestasi belum stabil. Jadi beban juga buat saya, karena saya ingin (memberikan) yang terbaik juga kan," ujar Gregoria Mariska. 

Gregoria Mariska telah menjalani karantina semala 1,5 bulan di asrama PBSI, Cipayung. Selama masa karantina, ia tetap mengikuti latihan demi menjaga kebugaran.