Fernando Rivas, Pelatih Bergelar Doktor di Balik Sukses Carolina Marin Merajai Dunia

Jumat, 3 Juli 2020 20:45 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tunggal putri Spanyol Carolina Marin berlatih diamati serius oleh pelatihnya, Fernando Rivas (belakang). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tunggal putri Spanyol Carolina Marin berlatih diamati serius oleh pelatihnya, Fernando Rivas (belakang).
Carolina Marin dan Fernando Rivas

Hadirnya Carolina Marin dan juga Beatriz Corrales saat itu di tim bulutangkis Spanyol, diyakini Fernando Rivas sebagai keberuntungannya berada di tempat dan waktu yang tepat.

Dengan bakat dan usia yang Marin dan Beatriz miliki saat itu, Rivas merasa beruntung karena keduanya punya semangat dan etos kerja yang bisa membuat apa yang telah dirinya susun sebagai pelatih, bisa berjalan sesuai harapan. Hal itu juga yang dirasakan Rivas tak ditemuinya pada generasi bulutangkis Spanyol sebelum kehadiran Marin.

"Saya harus mengatakan bahwa salah satu perbedaan utama dalam generasi pemain ini (Marin dan Beatriz), dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang saya latih adalah bahwa mereka sangat percaya mereka bisa berhasil. Seperti halnya saya juga," tukas Rivas.

Namun satu hal lainnya yang tak kalah penting dalam keberhasilan Rivas membentuk Carolina Marin menjadi salah satu tunggal putri terbaik dunia, di luar masalah teknis kepelatihan, Rivas bisa muncul sebagai pelatih sekaligus sosok ayah.

Ia bisa memberikan perhatian dan kasih sayang, untuk membentuk sebuah keseimbangan hubungan antar manusia, yang lebih dari sekedar pelatih dan atlet yang dibimbingnya.

Hal itu juga yang kemudian diakui langsung oleh Carolina Marin setelah berbagai raihan prestasi di level tertinggi bulutangkis dunia bisa didapatnya dalam genggaman.

“Fernando adalah orang yang menemui saya di tim nasional bulutangkis Spanyol U-15. Dan dia melihat sesuatu yang istimewa dalam diri saya.”

“Dia adalah orang yang sangat istimewa bagi saya, karena ketika saya datang ke pusat pelatihan nasional, saat berusia 14 tahun, dia bukan hanya sekedar menjadi sebagai pelatih, tetapi juga seperti ayah."

"Dia sangat penting bagi saya sekarang karena kami telah bekerja selama 7 tahun dan saya tahu jika bukan karena dia, saya tidak akan berada di tempat berada saat ini. Dia selalu menginginkan yang terbaik untuk saya sebagai pribadi dan dalam karier bulutangkis,” tutur Carolina Marin pda tahun 2014 silam.

Bersama suksesnya sebagai pelatih yang mengantarkan Carolina Marin menjadi juara dunia dan peraih medali emas Olimpiade, pada September 2018 Fernando Rivas akhirnya juga melengkapi suksesnya sebagai pelatih dengan capaian gelar Doktor.

Itu didapat usai dirinya menyelesaikan thesis di Faculty of Physical Activity and Sports Science of the Polytechnic University of Madrid yang sempat terkatung-katung sekitar sepuluh tahun lamanya, sejak dirinya masih tinggal di Belanda.