BWF Kenang Legenda Swedia yang Dikalahkan Tjun Tjun/Wahyudi di Kejuaraan Dunia

Minggu, 2 Agustus 2020 18:35 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Indra Citra Sena
© BWF
Legenda bulutangkis asal Swedia, Thomas Kihlstrom. Copyright: © BWF
Legenda bulutangkis asal Swedia, Thomas Kihlstrom.

INDOSPORT.COMFederasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengenang legenda asal Swedia, Thomas Kihlstrom, yang juga dulu pernah dikalahkan oleh legenda tepok bulu Indonesia.

Di masa lalu para pebulutangkis asal Swedia memang pernah memberikan persiangan sengit dengan sejumlah tokoh ternama sempat begitu mendominasi, termasuk Kihlstrom.

Kihlstrom sendiri merupakan pebulutangkis serba bisa karena turun di tiga sektor sekaligus, antara lain ganda dan tunggal putra serta ganda campuran. Namanya yang begitu melegenda era 1970-an membuat BWF kembali mengenang prestasinya di dunia bulutangkis.

Thomas Kihlstrom sendiri pernah menorehkan sederet prestasi seperti menjadi juara All England dan Denmark Open di nomor ganda putra (1976).

Menjadi runner-up disektor tungga putra di Kejuaraan Eropa 1974, ia kemudian memenangi sektor tunggal putra di Kejuaraan Dunia perdana pada tahun 1977.

Sayangnya, ia dan Bengt Froman gagal menyabet medali emas ataupun perak di Kejuaraan Dunia 1977 lantaran kalah atas ganda putra Indonesia, Tjun Tjun/Johan Wahyudi dengan skor 7-15, 11-15.

Tak sampai situ, ia sukses menggondol medali emas di sektor ganda campuran saat berpasangan dengan Nora Perry di Kejuaraan Dunia 1983, membuat Kihlstrom menjadi satu-satunya pebulutangkis yang mampu meraih medali dalam tiga sektor di satu turnamen.

Dia melampaui prestasi itu di Kejuaraan Dunia ketiga (1983) dengan meraih emas dengan Nora Perry di ganda campuran, menjadikannya satu-satunya pemain yang meraih medali dalam tiga kategori tersebut.

Prestasi meraih tiga gelar sekaligus dalam satu turnamen juga ia ulangi saat mengikuti kejuaraan Japan Open pada musim 1977, 1982 dan 1983.

Kihlstrom juga dikenal sebagai pebulutangkis yang memiliki ilmu naprapathy (sistem medis yang berhubungan dengan fisioterapi) yang juga membantunya mengalami masa pemulihan fisik dengan cepat.

Thomas Kihlstrom kemudian memutuskan untuk pensiun sebagai atlet bulutangkis pada 1989 dan memutuskan untuk membuka pusat rehabilitasi naprapathy.