Ganda Putra Kanada Soroti Alasan BWF Gelar Turnamen Tersisa di 1 Lokasi

Minggu, 30 Agustus 2020 15:45 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Simon Cooper/PA Images via Getty Images
Ganda putra Kanada, Peter Briggs, menyoroti keputusan BWF yang menggelar turnamen bulutangkis tersisa  tahun 2020 di satu tempat setelah Piala Thomas dan Uber. Copyright: © Simon Cooper/PA Images via Getty Images
Ganda putra Kanada, Peter Briggs, menyoroti keputusan BWF yang menggelar turnamen bulutangkis tersisa tahun 2020 di satu tempat setelah Piala Thomas dan Uber.

INDOSPORT.COM – Ganda putra Kanada, Peter Briggs, menyoroti keputusan BWF yang menggelar turnamen bulutangkis tersisa  tahun 2020 di satu tempat setelah Piala Thomas dan Uber.

Sebagaimana diketahui, turnamen bulutangkis sudah dihentikan selama hampir lima bulan sejak All England bulan Maret kemarin. Setelah beberapa kali merevisi jadwal bulutangkis terbaru, BWF akhirnya mengambil keputusan final.

Dalam sebuah rilisan terbaru mereka yang dirilis di situs resmi, kompetisi bulutangkis tersisa di tahun 2020 akhirnya akan digelar pada satu negara. Turnamen bulutangkis pertama yang akan digelar untuk pertama kalinya setelah absen selama 7 bulan adalah Piala Thomas - Uber 2020 pada 3 - 11 Oktober mendatang di Aarhus, Denmark.

Selanjutnya, masih berlangsung di Denmark, BWF akan menggelar turnamen tersisa di antaranya Denmark Open I dan II, Asia Open I dan Asia Open II, BWF World Tour Finals.

Langkah ini dilakukan karena situasi pandemi Corona yang tidak memungkinkan mereka untuk tetap menggelar kompetisi bulutangkis tersisa di tahun 2020 sesuai dengan revisi jadwal yang sebelumnya telah dirilis.

Dilansir dari The Star Malaysia, keputusan BWF ini mendapat tanggapan positif dari ganda putra asal Inggris yang kini membela tim Kanada. Menurutnya, digelarnya turnamen tersisa di satu lokasi akan mempermudah akomodasi para pebulutangkis di tengah padatnya jadwal nanti.

“Menurut pengalaman saya, salah satu masalah paling umum yang diangkat oleh pebulutangkis adalah transportasi di turnamen,” kata Briggs yang mewakili Inggris selama 15 tahun dan memenangkan Canada Open 2017 bersama Tom Wolfenden sebelum beralih kewarganeraan pada 2019 silam.

Briggs juga mengatakan bahwa dengan digelarnya turnamen tersisa BWF satu lokasi, para pebulutangkis pun bisa menikmati waktu untuk mempersiapkan pertandingan dan memulihkan diri jelang turnamen berikutnya.

“Saya sendiri pernah mengalaminya. Saya harus bergegas tanpa pendinginan untuk berangkat di detik terakhir dan dalam beberapa kasus melewatkannya sama sekali,” lanjut Briggs.

Nama Peter Briggs sendiri tidak cukup populer di kalangan pecinta bulutangkis. Namun dia dan rekannya Tim Wolfenden saat masih membela Inggris pernahn mengejutkan tim Malaysia di ajang Piala Thomas 2016 silam di Kunshan, China.

Peter Briggs/Tom Wolfenden mengalahkan wakil Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong di pertandingan grup pembuka, yang menjadi satu-satunya poin Malaysia kalah dalam kemenangan 4-1 melawan tim Inggris.

Empat tahun kemudian, Briggs menjadi satu-satunya pemain dari empat wakil dalam pertandingan itu yang masih aktif bermain. Selain menjadi pemain, dia juga menjadi anggota komisi atlet BWF.

Komisi itu sendiri diketuai oleh Marc Zwiebler (Jerman), P. V Sindhu (India), Kirsty Gilmour (Skotlandia), Ville Lang (Finlandia) dan Saina Nehwal (India, ex-officio).