Usaha Ini Nyaris Digeluti Liliyana Natsir Jika Gagal di Bulutangkis

Senin, 7 September 2020 12:12 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Robertus Pudyanto/Getty Images
Peraih medali perak Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, Daihatsu Indonesia Masters 2018. Copyright: © Robertus Pudyanto/Getty Images
Peraih medali perak Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, Daihatsu Indonesia Masters 2018.

INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia, Liliyana Natsir menceritakan kisah perjalanan kariernya. Wanita yang akrab disapa Butet itu sudah berniat menggeluti suatu bisnis apabila kariernya di dunia bulutangkis gagal.

Kisah tersebut diceritakan oleh Liliyana Natsir di channel YouTube milik mantan Ketua Umum PBSI, Gita Wirjawan. Liliyana Natsir mengaku di awal perjalanannya, ia sempat merasa minder dan kurang percaya diri.

Pasalnya kebanyakan atlet bulutangkis yang sukses berasal dari pulau Jawa, sedangkan Butet sendiri dari Manado. "Itu yang membuat orang daerah seperti kami jadi kalah mental dulu. Tetapi itu bukan ada dalam diri saya, karena diri saya merasa selama kita berusaha maksimal, tidak ada yang tidak mungkin," ujar Liliyana Natsir.

Berkat dukungan dari sang ibu, semangat Butet untuk terjun di dunia bulutangkis mulai tumbuh. Sembari menempuh studi di sekolah, ia juga mengikuti ekstrakurikuler dan juga masuk di sebuah klub bulutangkis.

"Saya coba tes di klub dan diterima, dan di sana mulai berlatih intensif. Dari sana melalui perjalanan panjang dan lika-liku yang saya hadapi, tak semudah kata orang yang hanya melihat saya juara dunia dan juara Olimpiade, tetapi jaman itu jaman tersulit bagi saya," ucap Liliyana Natsir.

"Saya baru masuk klub dan harus berkompetisi dengan teman-teman dan kami di daerah harus jadi yang terbaik. Dengan itu kami bisa mendapat kesempatan dikirim bertanding ke Jawa," sambungnya lagi.

Menapaki perjalanan karier yang tidak mudah, Liliyana Natsir sempat terpikil untuk menyerah dan ingin melanjutkan usaha milik orang tuanya saja.

"Masa terberat itu waktu saya awal masuk Pelatnas tahun 2002. Itu benar-benar penuh tekanan dan persaingan, terus juga berpikir kalau kalah terus bisa degradasi dan harus pulang ke Manado," kata Butet.

"Dari sana saya berpikir dan berusaha bagaimana caranya untuk bisa bertahan. Dulu sempat berpikir kalau gagal paling melanjutkan usaha orang tua. Usaha bengkel dan onderdil mobil."

"Waktu itu merasa down karena banyak omongan-omongan yang tidak enak dari senior-senior. Saya dikirim pertandingan terus tapi nggak pernah menang. Tetapi selama dikasih kesempatan saya berusaha terus, dengan penuh air mata, down, tetapi Tuhan sudah punya rencana," pungkasnya.

Usaha dan kerja keras menuntun Liliyana Natsir untuk meraih segudang prestasi di dunia bulutangkis. Prestasi tertinggi yang didapat oleh Butet tentu saja berasal dari kalungan keping medali emas Olimpiade Rio 2016 yang diraihnya bersama Tontowi Ahmad.