2 Negara Raksasa Bulutangkis Asia Dukung Indonesia Terapkan Sistem Skor 5x11

Jumat, 30 April 2021 14:00 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Isman Fadil
© Stu Forster /Allsport via Getty Images
Poul-Erik Hoyer Larsen, presiden BWF Copyright: © Stu Forster /Allsport via Getty Images
Poul-Erik Hoyer Larsen, presiden BWF

INDOSPORT.COM – Proposal Indonesia agar BWF menerapkan sistem skor 5x11 mendapatkan dukungan daari dua negara raksasa bulutangkis, yakni Chinese Taipei dan Korea Selatan.

Diketahui, usulan perubahan skor 5x11 pada pertandingan olahraga tepok bulu diusulkan pertama kali oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan Federasi Bulutangkis Maladewa.

Terkait dengan sistem skor terbaru tersebut, deuce akan mulai berlaku  10-10 dan dibatasi pada 15. Pemain yang mencapai 15 poin pertama memenangkan pertandingan.

Menindaklanjuti usulan tersebut, BWF mengumumkan bahwa mereka akan menggelar voting untuk memutuskan perubahan skor ini dalam Rapat Umum Tahunan yang akan berlangsung 22 Mei 2021 mendatang.

Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen, dalam pesannya di buletin BWF edisi April, Shuttle World, yang diterbitkan di hari Rabu (28/04/21),  mengklaim keinginan dua federasi itu kini mendapatkan dukungan dari dua negara lainnya.

“Usulan Indonesia dan Maladewa telah didukung oleh Badminton Asia, Asosiasi Badminton Korea, dan Asosiasi Badminton Chinese Taipei, untuk mengubah aturan sistem skor,” tulis Hoyer, dikutip dari The Star Malaysia.

“Ini merupakan sesuatu yang telah saya kerjakan dengan hari-hari dan merupakan bagian dari visi saya untuk membuat bulutangkis lebih menarik karena kami ingin meningkakan nilai hiburan bagi para pemangku kepentingan dan penggemar,” lanjutnya.

Sebenarnya, wacana perubahan sistem skor ini sudah terlebih dahulu digulirkan BWF saat Rapat Umum Tahunan tahun 2018. Tetapi saat itu mayoritas peserta rapat menolak perubahan tersebut, termasuk Indonesia.

“Terakhir kali ini diajukan pada tahun 2018, hal itu beresonansi dengan sebagian besar anggota kami. Sayangnya, mereka tidak mendapatkan dukungan mayoritas dua pertiga yang disyaratkan,” lanjut Hoyer dalam tulisannya.

Hoyer pun mengaku sangat senang kini bertambah dua negara, yang terbilang sangat kuat bulutangkisnya, untuk mendukung perubahan sistem skor tersebut.

“Kami mengakui waktunya tidak tepat saat itu, tapi saya senang melihat ini didorong oleh para anggota sekali lagi.

Hoyer kemudian menekankan bahwa BWF tidak terburu-buru melaksanakan perubahan sistem poin ini. Nantinya, jika perubahan skor disetujui, maka sistem itu akan diperkenalkan setelah Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.

“Perlu diperhatikan bahwa ini hanya diusulkan untuk diperkenalkan setelah Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, dan saya yakin sekarang adalah waktu yang lebih baik untuk melakukan perubahan.”