Adham Hatem Elgamal, Pebulutangkis Mesir yang Bertekad Jadi Raja Afrika

Kamis, 17 Februari 2022 17:06 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
© Instagram/Adham Hatem Elgamal
Adham Hatem Elgamal, pebulutangkis asal Mesir. Copyright: © Instagram/Adham Hatem Elgamal
Adham Hatem Elgamal, pebulutangkis asal Mesir.

INDOSPORT.COM - Pemain bulutangkis asal Mesir, Adham Hatem Elgamal, bertekad untuk menjadi raja bulutangkis di Afrika. Saat ini ia menjadi tunggal putra kedua terbaik benua Afrika di belakang Georges Julien Paul.

Apalagi setelah ia menyelesaikan pendidikan formalnya di universitas, tekadnya akin membara. Kini ia menghuni peringkat 113 dunia.

"Saya lulus musim panas lalu dari Cardiff University di Mesir. Jadi sekarang saya fokus di bulutangkis, mencoba ke Asia dan Eropa untuk meningkatkan (skill) bulutangkis saya," tutur Elgamal kepada BWF.

Untuk mengasah skill-nya, Elgamal menimba ilmu di Asia. Ia pernah belajar di Prakash Padukone Academy di India. Selanjutnya, ia ingin berlatih ke Malaysia.

"Saya ingin menjadi yang nomor 1 di Afrika. Saya juga ingin berlatih di Malaysia. Sponsor saya ingin saya berlatih di luar negeri."

Pemain berusia 24 tahun ini memimpin timnas Mesir di All Africa Men’s & Women’s Team Championships, kemudian di turnamen All Africa Individual Championships.

Pengalamannya yang paling mengesankan dalam kariernya tentu di Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung tahun lalu. Pasalnya, ia menjadi wakil Mesir pertama di bulutangkis Olimpiade.

"Saya atlet laki-laki pertama Mesir yang mewakili negara saya di Olimpiade. Ini adalah mimpi fantastis untuk semua orang. Semoga saya bisa lolos kualifikasi di dua event selanjutnya," ungkapnya.

"Untuk kualifikasi saya bermain sekitar 20 turnamen. Ini adalah passion saya. Jalan-jalan dan bermain bulutangkis adalah motivasi saya. Saya hanya berpergian untuk bermain bulutangkis," lanjutnya.

"Segalanya berubah setelah Tokyo 2020. Saya mencoba lebih profesional. Pernah bermain di sana dan menonton para pemain terbaik saya mencoba fokus untuk menjadi seperti mereka suatu hari nanti. Apapun yang terjadi pada saya itu karena Olimpiade."